
Sejak Gojek membuktikan kesuksesan sebagai startup Indonesia lewat gelar Decacorn yang disandangnya pada 2019 lalu, minat masyarakat untuk memulai bisnis startup SaaS (software as a service) yang lebih menarik dan sukses semakin meningkat tajam. Berbekal harapan perusahaan itu bisa sebesar Gojek atau bahkan lebih besar. Faktanya, lebih dari 90% pelaku bisnis startup mengalami kegagalan dalam waktu 1 tahun atau kurang.
Nah, kalau membangun perusahaan startup SaaS adalah mimpimu, ikuti panduan berikut ini supaya bisnismu bisa sukses, yuk, GenKs:
-
Kembangkan Solusi Cerdas untuk Suatu Masalah

Sumber Gambar : amazonaws.com
Poin penting yang harus diperhatikan jauh sebelum membahas harga, branding atau membangun tim, adalah memastikan ada masalah yang jelas untuk ditangani dan solusi terbaik untuk mengatasinya atau seenggaknya meringankannya.
Ingatlah satu rahasia ini jika kamu berencana memulai bisnis apa pun: ‘If you’re not solving a problem, you don’t have a business.’
Lalu gimana cara menemukan masalah yang layak dipecahkan? Cobalah memperbaiki masalah lebih baik dari yang dilakukan orang lain, pecahkan masalah yang ada kaitannya denganmu dan gunakan ilmu yang kamu miliki untuk memecahkan masalah itu.
2. Rancanglah Rencana Sederhana

Sumber Gambar : thewestonforum.com
Daripada menghabiskan banyak waktu menulis rencana setebal 40 halaman, memulai dengan selembar rencana simple jauh lebih efektif untuk memulai bisnis startup SaaS. Ini adalah cara tercepat untuk mewujudkan idemu ke atas kertas dan akan menjadi langkah pertama dalam proses lean planning yang lebih cocok untuk bisnis SaaS, di mana kamu perlu terus-menerus menguji berbagai ide baru.
3. Validasikan Ide SaaS-mu

Sumber Gambar : mulaindonesia.com
Jawablah pertanyaan, ‘Bisakah idemu menghasilkan uang?’, untuk mengetahui apakah daftar asumsimu benar atau salah. Setelah itu sesuaikanlah rencanamu dengan apa yang telah kamu pelajari. Nggak perlu terburu-buru mengerjakan ide pertama atau ide paling favoritmu. Gunakan waktumu untuk mengecek dan menentukan apakah ide tersebut benar-benar bagus dan bisa diubah menjadi bisnis yang layak serta menghasilkan atau tidak.
4. Jelajahi Model Penetapan Harga dan Akuisisi Pelanggan Awal Kamu

Sumber Gambar : fortune.com
Produk SaaS seringkali menggunakan model penetapan harga berbasis langganan. So, daripada membayar sekali untuk pemakaian seumur hidup, pelangganmu membayar secara berkelanjutan untuk langganan, biasanya bulanan atau tahunan. Nah, kamu bisa menganggapnya sebagai lisensi software. Inilah model paling populer karena punya potensi nilai dari setiap pelanggan yang akan selalu meningkat selamanya, guys.
5. Tetapkan Brand-mu

Sumber Gambar : mnghealth.com
Kalau kamu ingin perusahaan startup SaaS-mu menonjol di pasar yang sudah diramaikan dengan bisnis sejenis atau sekedar menjadi perusahaan yang gampang diingat, cari tahu cara membuat brand yang unik. Itu kuncinya.
6. Ikuti Aturan

Sumber Gambar : theladders.com
Well, meski untuk bikin produk software nggak dibutuhkan kualifikasi apa pun, tapi tetap ada aturan yang perlu kamu patuhi, guys. Pastikan untuk nggak melanggar aturan yang berlaku dalam memilih struktur bisnismu dan memilih nama bisnismu, ya.
7. Pembiayaan dan Pendanaan

Sumber Gambar : gannett.com
Gimana kamu mendapatkan dana untuk memulai bisnis SaaS? Well, sebenarnya ada beberapa solusi untuk masalah ini. Kamu bisa mem-bootstrap startup-mu dan mengerjakan semua hal sendirian atau bisa juga mengumpulkan sejumlah modal yang lebih besar sejak awal pendirian perusahaan dengan mengajukan proposal kepada investor atau pemberi modal ventura untuk mendanai pembangunan bisnis SaaS-mu, guys.
8. Langkah Terakhir

Sumber Gambar : flexera.com
Terakhir, kamu bisa mulai membuat produkmu sesegera mungkin. Nggak perlu muluk-muluk, mulailah dari hal-hal kecil. Lalu embangkan strategi marketing untuk memasuki pasar, seperti mengikuti komunitas-komunitas online, posting konten secara rutin hingga mengetes versi beta dari produk Saas-mu.
Nah, gimana, sudah siap mengembangkan bisnis SaaS milikmu sendiri, GenKs?