
Sama dengan tipe bisnis lainnya, usaha kuliner juga membutuhkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats). Strength dan Weakness didapat dari internal usaha, sedangkan Opportunity dan Threats adalah faktor eksternal.
Analisis SWOT dalam usaha kuliner dapat membantu pemiliknya memahami perbandingan usaha mereka dengan milik kompetitor dan bagaimana memanfaatkan kelebihan mereka. Lalu dengan mengetahui tantangan apa yang ada serta peluang yang dimiliki, maka dapat membantu pemilik usaha mengatasi masalah dan memperbesar skala usaha.
Cara Menganalisis SWOT dalam Usaha Kuliner
Biasanya SWOT digunakan dalam membuat rencana bisnis dan strategi pemasaran, tapi bukan berarti tidak bisa digunakan dalam hal lainnya. Pemilik restoran juga bisa menganalisis SWOT sebelum membuat keputusan penting.
Untuk menganalisis SWOT, pemilik bisa mengumpulkan tim manajemen serta karyawan. Tanyakan mereka mengenai SWOT restoran dan lakukan diskusi berdasarkan data. Berikut ini adalah beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam analisis SWOT usaha kuliner:
1. Strength (Kekuatan)

Sumber Gambar : myworldofwork.co.uk
Strength adalah poin apa saja yang dikuasai usaha kuliner kita, apa yang membuat usaha kita dikenal dan apa yang menjadikan usaha kita lebih jika dibandingkan dengan kompetisi. Strength adalah aset internal usaha kita.
Apa saja yang termasuk aset internal? Kemungkinannya sangat luas. Antara lain menu yang otentik dan tetap dijaga kualitasnya, sudah memiliki pelanggan setia, review pelanggan yang positif, lokasi di area yang lalu-lintasnya ramai, parkir luas dan mudah, mendapat penghargaan kuliner, pemandangan ke arah laut, dan masih banyak lagi.
2. Weakness (Kelemahan)

Sumber Gambar : simonstapleton.com
Weakness adalah area dimana usaha kuliner kita kekurangan dan butuh ditingkatkan. Untuk kategori ini, pemilik usaha harus lebih fokus pada masalah internal. Tanyakan kepada tim manajer dan staf, apa menurut mereka kelemahan usaha kita?
Jenis kelemahan di usaha kuliner bisa mencakup banyak hal. Antara lain adalah staf yang kurang berpengalaman, teknologi yang belum efisien, pelanggan terlalu sedikit, turnover staf yang tinggi, dan belum tersedianya layanan pemesanan online.
3. Opportunity (Peluang)

Sumber Gambar : atforum.com
Ini juga merupakan faktor eksternal yang memungkinkan usaha kuliner kita untuk berkembang, bahkan berekspansi. Ada cukup banyak peluang dalam bisnis kuliner. Antara lain bekerja sama dengan influencer dan mensponsori acara setempat agar lebih dikenal warga.
Sedangkan untuk ekspansi, bisa saja dengan cara menyewa tempat bisnis baru untuk cabang yang baru. Atau menyewa stand di mal setempat, ikut bazar atau festival yang sesuai dengan target audiens, dan masih banyak lagi.
4. Threats (Ancaman)

Sumber Gambar : betanews.com
Ini adalah faktor eksternal yang berpeluang akan memberikan dampak negatif dari bisnis kuliner kita. Bahas apa saja masalah atau kemungkinan apa yang dapat mengancam usaha kita. Ada banyak ancaman yang ada dalam bisnis ini, tapi mungkin saja tidak dialami semua pemilik bisnis kuliner.
Beberapa ancaman yang mungkin dihadapi adalah harga bahan makanan dan minuman yang naik, kekurangan tenaga kerja. ada gangguan rantai pemasok, pandemi, ada kompetitor di dekat lokasi usaha kita, dan masih banyak lagi.
Dengan menganalisis SWOT, pemilik usaha kuliner dan tim manajemen jadi paham apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan diperbaiki. Dari diskusi dan data yang didapat, bisa terjadi diskusi selanjutnya untuk membuat rencana ke depan. Rencana pun jadi lebih fokus untuk meningkatkan kualitas usaha, tidak dijalankan tanpa arah.