
Pada tahun 2017 lalu, Rendang ditetapkan sebagai makanan paling enak di dunia oleh situs berita CNN. Walaupun kenikmatan rendang tidak bisa dibantahkan lagi, tidak hanya rendang yang menjadi ikon makanan Indonesia. Ikon makanan Indonesia lain yang ada di seluruh penjuru Indonesia adalah soto. Di Indonesia, ada banyak aneka soto dengan cita rasa khas berbagai daerah.
Diikuti dari artikel Akulturasi Budaya Kuliner Indonesia dalam Semangkuk Soto di Rappler.com, Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Wawan Rusiawan menyatakan, “Melalui riset, Bekraf kemudian bergerak di soto sebagai ikon kuliner seluruh Indonesia. Makanan yang mencerminkan Indonesia, bukan milik etnik tertentu”.
Sejarah Soto di Indonesia
Kehadiran soto di Indonesia tidak lepas dari berbagai percampuran budaya yang ada. Salah satu budaya paling penting yang membantu kelahiran soto di Indonesia adalah budaya Tiongkok. Dalam buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Masakan Indonesia, sejarawan Fadly Rahman menuliskan bahwa nama soto berasal dari kata chau-to, sio-to, shao du, dalam bahasa Hokian.
Cao memiliki arti rumput yang merujuk pada aneka rempah nusantara, shao berarti proses memasak sementara du adalah perut yang merujuk jeroan sapi atau babat. Pada waktu itu, tidak ada catatan masyarakat Tionghoa menyantap jeroan sapi sebagai makanan khas. Jeroan digunakan karena pada masa penjajahan, masyarakat Indonesia waktu itu tidak mampu membeli daging sapi yang harganya mahal, GenK.
Aneka Soto di Indonesia
Luasnya wilayah Indonesia membuat banyaknya aneka soto yang bermunculan. Akulturasi dari budaya asing dengan budaya asli setiap daerah menghasilkan jenis-jenis soto yang baru yang menarik untuk dicoba. Berikut kami tuliskan beberapa aneka soto yang bisa menjadi menu makan siang atau malam kamu GenK:
-
Soto Lamongan
Sumber: resepumi.com
Soto Lamongan merupakan salah satu soto paling populer di Indonesia. Tidak hanya di kota asalnya, kamu dapat menemukan soto ini di berbagai kota di luar pulau Jawa. Banyak yang berargumen bahwa soto Lamongan merupakan soto paling populer di Indonesia. Saking populernya soto ini, film tentang masakan Aruna dan Lidahnya sempat memasukan soto ini kedalam adegannya.
Salah satu ciri khas dari soto Lamongan adalah digunakannya rempah kemiri dan kunyit yang membuat kuah soto menjadi kuning. Walaupun menggunakan bahan rempah tadi, soto Lamongan jauh dari kesan kental dan “berat”. Kuah soto Lamongan cenderung terasa “ringan” sehingga kamu tidak perlu banyak-banyak menegak segelas air putih ketika memakannya, GenK.
Untuk isiannya, soto ini menggunakan bahan irisan daging ayam, potongan telur rebus, bihun, potongan kol goreng dan daun bawang. Tentu menyantap soto Lamongan tidaklah lengkap tanpa menggunakan serbuk koya.
Bagi kamu yang belum tau, koya adalah campuran kerupuk dan bawang putih yang sudah dihaluskan, GenK. Koya sangat krusial bagi beberapa makanan khas Indonesia, terutama soto karena mampu meningkatkan rasa gurih dan juga kekentalan kuah makanan kamu.
-
Soto Kudus
Sumber: grid.id
Berbeda dengan soto Lamongan yang biasa disajikan terpisah dengan nasinya, secara tradisional soto Kudus disajikan langsung dengan nasi yang sudah dicampur ke dalam kuah soto. Selain nasi, kamu juga akan menemukan potongan daging ayam, sayuran tauge, potongan daun bawang dan juga bawang putih goreng di dalam kuah segar yang menggunakan asam jawa.
Ukuran mangkok soto kudus yang cukup kecil memang kadang membuat kamu harus memesan mangkok kedua, GenK. Untuk lebih mengisi perut kamu, kamu bisa menambahkan tahu bacem, tempe bacem, sate usus atau telur puyuh, potongan paru, atau bahkan otak sapi yang biasanya tersedia sebagai opsi tambahan lauk kamu.
Walaupun terkenal menggunakan daging ayam, di awal kemunculannya, soto Kudus menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Menurut kabar yang beredar, daging kerbau digunakan untuk menghormati orang Hindu yang percaya bahwa sapi adalah hewan suci. Sampai saat ini pun, warga Kudus lebih sering mengkonsumsi daging kerbau dibandingkan daging sapi.