GenK LIFE

Bridge of Life: Kalimat Positif Pemberi Harapan Hidup di Atas Sungai Han

bridge of life di sungai han

Jembatan Mapo dulu dikenal sebagai tempat bunuh diri orang Korea Selatan. Namun, kampanye Bridge of Life mengobati citra itu. Angka bunuh diri menurun drastis, dan turis lokal maupun internasional kini berbondong-bondong berwisata ke jembatan yang melintasi Sungai Han ini. Korea Selatan selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk mengajak siapa pun datang ke sana. Menikmati indahnya alam, suasana, dan budaya di Negeri Ginseng memang menjadi impian banyak orang, apalagi turis asing ya. Salah satu destinasi wisata yang paling populer adalah Sungai Han atau Han River.  

Sungai Han dan Keindahannya

sungai han 1

Sungai Han di malam hari (sumber: greatruns.com)

Wilayah di sekitar sungai sering dijadikan sebagai lokasi syuting loh. Kalau kamu yang ngaku suka nonton drama korea, pasti tahu soal sungai yang satu ini. Suasana pagi, siang, sore, dan malam harinya memiliki keistimewaan masing-masing yang wajib kamu jelajahi.

Pagi sampai sore, kamu bisa menyewa sepeda sambil berkeliling di tepian sungai, berkumpul bersama teman-teman sambil menyantap jajanan ringan, berfoto ria di tembok yang penuh grafiti super keren, piknik, dan masih banyak lagi. Kamu juga bisa bersantai di taman hijau yang ada di sana. Cocok banget kalau ingin sekadar merenggangkan kaki di tengah-tengah kesibukan kota. Sedangkan di malam harinya, kamu bisa melihat keindahan air mancur yang dipercantik dengan warna-warni lampu. Nah, kalau suasana seperti ini cocoknya buat para pasangan yang sedang kasmaran. Pokoknya suasana di sana romantis banget deh.

Cerita Kelam di Balik Jembatan Mapo

sungai han 2

Jembatan Mapo yang melintasi Sungai Han (sumber: soranews24.com)

Akan tetapi ada sebuah realita kelam di balik keindahan sungai ini. Sungai yang kerap dijadikan destinasi wisata tersebut ternyata sering dipilih sebagai lokasi bunuh diri. Salah satunya adalah di Jembatan Mapo atau Mapo Bridge. Jembatan Mapo adalah jembatan penghubung untuk mempermudah transportasi masyarakat Korea Selatan melintasi Sungai Han. Sudah menjadi rahasia umum kalau jembatan ini sering dipilih menjadi lokasi bunuh diri. Alasan inilah yang mendasari adanya kampanye Bridge of Life oleh Perusahaan Samsung.

Pada 26 September 2012, kampanye Bridge of Life dimulai. Efek kampanye ini luar biasa, angka bunuh diri di sini langsung mengalami penurunan. Inilah yang membuat Bridge of Life berhasil mendapat penghargaan dan menjadi satu-satunya pemenang Titanium Lion di Cannes Lions. Wah, hebat banget kan!

Percakapan Sederhana di Bridge of Life

sungai han 3

Salah satu tulisan percakapan di Jembatan Mapo (sumber: koreabizwire.com)

“Tomorrow’s sun will rise”, “Have you been eating alright?”, “What’s troubling you?”, “Let’s walk together”, dan “I love you”. Itu merupakan beberapa kalimat yang ada di sepanjang pagar pembatas Jembatan Mapo. Kalimatnya benar-benar singkat dan manis, sehingga lebih mudah kena di hati. Percakapan-percakapan sederhana itu diharapkan dapat menggerakkan hati siapapun yang sedang kehilangan harapan hidup.

sungai han 4

Lampu LED menerangi pagar Jembatan Mapo (sumber: theinspirationroom.com)

Pagar pembatas jembatan tersebut sudah dilengkapi dengan 2.200 lampu LED dengan sensor canggih di sepanjang 2.2km. Pada malam hari saat kamu berjalan melintasinya, lampu akan menyala satu per satu mengikuti posisi kamu berdiri untuk menerangi tulisan percakapan. Sesuai dengan salah satu visinya, yaitu: “Bridge of Life is speaking to someone.”

Thomas Hong-Tack Kim yang dikutip dari artikel Campaign Brief Asia, Cheil South Korea’s “Bridge of Life” Is Asia’s Only Titanium Lion Winner At Cannes Lions (23/06/2013) berkata, “Alih-alih penghalang fisik, mereka menciptakan jembatan interaktif dengan sentuhan manusiawi untuk menghalangi calon pelompat. Mereka memasang sensor di pagar, sehingga ketika orang lewat, lampu menyala sesuai gerakan mereka. Muncul pesan-pesan pendek yang membuat seolah-olah jembatan sedang berbicara kepada orang yang sedang lewat.”

Bercerita lewat Telepon Darurat

Kamu pasti pernah berada di kondisi di mana kamu ingin menumpahkan semua keluh kesah yang ada di benakmu, tapi tidak tahu harus bercerita sama siapa. “Teman mungkin ada, tapi apakah mereka bisa mengerti saya? Apakah mereka bisa menerima permasalahan yang sedang saya rasakan?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sangat mungkin dirasakan oleh siapa pun yang sedang dilanda permasalahan hidup, baik secara fisik maupun batin. Bukan salahmu kalau perasaan seperti itu muncul.

Telepon darurat bunuh diri di Jembatan Mapo (sumber: hani.co.kr)

Keraguan terhadap seseorang yang tidak mampu memahamimu bisa juga menjadi pemicu depresi. Inilah yang menjadi alasan dibuatnya suicide hotline phone atau telepon darurat bunuh diri di Jembatan Mapo alias Bridge of Life. Untuk menggunakan telepon darurat tersebut, kamu hanya perlu mengangkat gagang telepon, lalu menekan tombol hijau. Maka telepon akan langsung tersambung dengan kantor di mana ada banyak volunteer atau sukarelawan yang memang bertugas untuk mendengar ceritamu.

Lontarkan semua kekesalan yang ada di benak. Jangan biarkan sisi gelap menguasai dirimu, karena para sukarelawan selalu ada kapan pun kamu menggunakan telepon darurat tersebut. Bahkan mereka akan dengan segera mengirim ambulans untuk mencegahmu loncat dari tepi jembatan. Selain sebagai tempat cerita, telepon ini juga bisa digunakan jika kamu melihat orang yang hendak melakukan percobaan bunuh diri loh. Sangat berguna banget ya.

Patung Dua Orang Sahabat di Bridge of Life Sungai Han

Patung dua orang sahabat di Jembatan Mapo (sumber: theinspirationroom.com)

Ada satu lagi yang menjadi keunikan dari Bridge of Life, yaitu patung dua orang sahabat, di mana satu orang terlihat sedang bersedih dan yang satu lagi menepuk pundak temannya sambil mencubit pipinya. Kalau dilihat dari gesturnya, patung yang terbuat dari perunggu ini ingin menyampaikan pesan tentang betapa pentingnya peran keluarga, teman, atau sahabat untuk mencegah terjadinya bunuh diri.

Pro dan Kontra Bridge of Life di Sungai Han

Tinggi pagar pembatas Jembatan Mapo (sumber: kukmindaily.co.kr)

Beberapa orang beranggapan bahwa alih-alih memberi dorongan kepada seseorang yang sedang tidak stabil secara emosional, pesan yang ditempelkan di jembatan malah menjadi penggambaran betapa malangnya Jembatan Mapo dan orang-orang yang pergi untuk mengakhiri hidup di Sungai Han.

Mereka lebih menyarankan kalau di jembatan tersebut dipasang dinding kaca atau jaring untuk mencegah calon pelompat. Padahal kalau dipikir-pikir, pagar pembatas di jembatan tersebut sangat tinggi, sekitar 2,5 meter yang tentunya lebih tinggi dari rata-rata tinggi badan orang Korea Selatan. Meski Bridge of Life tercipta karena ada sangkut pautnya dengan dunia bisnis, namun kalau dilihat dari sisi kemanusiaan, jembatan ini  mampu untuk memberi harapan hidup kepada siapa pun yang hendak melompat ke Sungai Han.

Polling

About author

Related posts
GenK LIFE

Netizen Indonesia : Beda Social Media, Beda Pula Cara Berkomentar

GenK LIFE

Meningkatkan Produktivitas dan Mengembangkan Diri: Cara Mengatasi Rasa Mala

GenK LIFE

Tata Cara Pencantuman Label Nutrition Facts untuk Produk Kuliner Lengkap

GenK LIFE

Hypnotic Copywriting, Bagaimana Caranya Menghipnotis Pembaca Lewat Tulisan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *