
Pagelaran bergengsi Puteri Indonesia 2020 kembali hadir dengan 39 kontestan cantik dan berbakat dari seluruh Tanah Air. Para peserta mesti mengikuti beragam seleksi ketat untuk bisa sampai ke tahap 34 besar ini. Dari beberapa babak yang diikuti, salah satu yang paling dinanti adalah pada saat peragaan busana daerah. Acara peragaan busana daerah Puteri Indonesia 2020 diadakan di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu 29 Februari.
Dalam sesi tersebut, dewan juri menentukan tiga Puteri Berbusana Daerah Terbaik. Para pemenang adalah Puteri Indonesia Jambi Veronika Tri Madani, Puteri Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) Angel Virginia Boelan, dan Puteri Indonesia Jawa Timur Rr Ayu Maulidia Putri. Masing-masing dari mereka mengenakan kostum rancangan desainer-desainer andal dengan sentuhan unsur kebudayaan dan ciri khas daerahnya. Bagaimana bentuk busana yang mereka kenakan? Simak di bawah ini!
1. Puteri Indonesia Jawa Timur 2020
Rr Ayu Maulidia Putri berkesempatan mengenakan busana yang mengangkat Kerajaan Majapahit. Busana daerah bertemakan “The Light of Majapahit” tersebut didominasi oleh warna emas yang melambangkan bangunan, pakaian, senjata, hingga aksesori yang memiliki warna sama pada masa Kerajaan Majapahit.
Majapahit merupakan nama kerajaan kuno yang pernah berdiri di Tanah Jawa pada zaman dahulu kala . Bahkan, Majapahit termasuk dalam deretan kerajaan yang makmur, hal ini pun yang ditunjukkan lewat busana warna emas milik Ayu. Ia memadukan gaun mewahnya dengan bawahan bermotif batik. Di punggungnya terdapat tiga lingkaran berwarna emas dengan hiasan mirip duri yang tajam.
2. Puteri Indonesia Jambi 2020

Sumber: instagram.com/officialputeriindonesia
Berlanjut ke busana daerah milik Puteri Indonesia Jambi terbilang unik dan anti-mainstream. Pasalnya, busana tersebut bisa berubah menjadi sosok harimau yang terkenal akan kebuasannya. Busana daerah yang diberi nama Cindaku terinspirasi dari cerita mitologi Kabupaten Kerinci mengenai makhluk setengah manusia setengah harimau yang terkenal dengan julukan sesuai dengan nama busananya.
Makhluk tersebut telah ada di Gunung Kerinci sejak ratusan tahun lalu dan diberi tugas untuk menjaga hubungan antara manusia dan harimau. Hubungan itu terkenal tidak akur dan sering menimbulkan konflik hingga menyebabkan kematian di antara dua belah pihak. Cindaku sendiri merupakan manusia dengan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan ilmu tersebut mereka bisa berubah dan menjalankan misinya. Busana unik tersebut merupakan buah karya dari Sanggar Tari Rumah Elok.