
Kamu kerja di dunia bisnis, sebagai akuntan, konsultan dan bidang lainnya, dan lagi belajar gimana, sih, caranya menghitung profit margin dengan benar? Karena profit margin adalah unsur terpenting yang berfungsi untuk membandingkan berapa besar persentase penjualan sehingga wajib ada di suatu perusahaan.
Nama lain dari profit margin adalah rasio profitabilitas. Ada pun bagian dari profit margin mulai dari net income (pendapatan bersih), revenue (pendapatan), net profit (laba bersih), hingga sales (penjualan). Kamu butuh beberapa rumus untuk menghitung besaran profit margin.

Sumber Gambar : vendhq.com
FYI, nih, GenKs, rumus cara menghitung profit margin sendiri ada banyak macamnya, lho. Kamu bisa menyesuaikannya dengan apa yang ingin kamu cari. Sebagai contoh, jika ingin mencari laba bersih, maka yang kamu butuhkan adalah rumus net profit margin (NPM). Sementara jika ingin mencari laba kotor, artinya kamu harus menggunakan rumus gross profit margin (GPM).
Lalu, gimana, sih cara menghitung profit margin pakai rumus yang disebutkan di atas? Yuk, langsung aja simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
Well, meski ada beberapa macam rumus profit margin, tapi NPM dan GPM adalah dua rumus yang cukup sering dipakai, guys.
/GettyImages-182200525-56a0a5633df78cafdaa3903a.jpg?resize=1140%2C855&ssl=1)
Sumber Gambar : thebalance.com
Untuk menghitung NPM atau laba bersih, apabila persentase yang ditunjukkan semakin tinggi, maka operasi suatu perusahaan pun makin bagus untuk menghitung net profit margin. Sama halnya kalau kamu ingin menghitung GPM. Semakin besar gross profit marginnya, maka aktivitas operasional perusahaan akan semakin baik. Alasannya, karena harga pokok penjualan terlihat lebih rendah ketimbang penjualan sehingga bakalan berguna dalam mengaudit operasional.
Rumus dan Cara Menghitung Net Profit Margin (NPM)

Sumber Gambar : entrepreneur.com
Contoh Soal#1:
Perusahaan A memiliki total penghasilan dengan penjualan sebesar Rp150.000, di mana biaya produksi yang dihabiskan adalah Rp120.000. Maka berapakah NPM perusahaan A?
Penyelesaian:
NPM Perusahaan A = Laba bersih setelah pajak : Penjualan
= (Rp150.000 – Rp120.000) : Rp150.000
= Rp30.000 : Rp150.000
= 0,2 atau 20%
Jadi, NPM dari perusahaan A adalah 20%
Contoh Soal#2:
Laba bersih yang dimiliki perusahaan X adalah 17% dengan pendapatan sebesar Rp250.000. Berapakah laba yang dihasilkan perusahaan X?
Penyelesaian:
Laba Perusahaan X = NPM X Pendapatan
= 17% X Rp250.000
= Rp42.500
Jadi, perusahaan X memiliki laba sebesar Rp42.500
Rumus dan Cara Menghitung Gross Profit Margin (GPM)

Sumber Gambar : patriotsoftware.com
Contoh Soal#1:
Perusahaan Z yang menjual aneka fashion item mencatatkan total hasil penjualan kaos kaki di tahun 2019 sebesar Rp180.000.000. Sementara harga pokok penjualannya adalah Rp30.000.000. Hitunglah berapa laba kotor perusahaan Z?
Penyelesaian:
GPM Perusahaan Z = Penjualan – Harga pokok penjualan : Penjualan
= (Rp180.000.000 – Rp30.000.000) : Rp180.000.000
= 0,38%
Jadi, hasil GPM perusahaan Z adalah 0,38%
Contoh Soal#2:
PT C memiliki penjualan bersih sebesar Rp75.000.000. Sedangkan harga pokok penjualan mereka berdasarkan laporan laba rugi terbaru adalah Rp68.000.000. Maka berapakah margin laba kotor PT C?
Penyelesaian:
GPM = Penjualan – Harga pokok penjualan : Penjualan
= (Rp75.000.000 – Rp68.000.000) : Rp75.000.000
= 10,71%
Jadi, hasil margin laba kotor PT C adalah 10,71%
Gimana, GenKs, sudah tahu, kan, gimana cara menghitung profit margin dengan rumus dan contoh soal di atas? Coba sekarang kamu hitung sendiri berapa profit margin perusahaan atau tokomu menggunakan rumus contoh soal di atas, ya!