
Hayo siapa yang suka baca komik?
Perjalanan komik di Indonesia berkembang sangat cepat. Baik itu komik cetak maupun komik digital. Peminatnya pun beragam, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, GenK.
Namun saat ini mulai terjadi pergeseran. Komik digital lebih diminati oleh kaum milenial ketimbang komik cetak, meskipun nyatanya masih banyak pula pecinta komik cetak yang loyal.
Dulu membeli komik cetak mesti datang ke toko buku, sekarang sudah bisa dibeli lewat online. Semuanya serba praktis, GenK. Kalau begitu bagaimana nasib toko komik di dalam perkembangan industri kreatif?

CONNECTOON TALK VOLUME 1
Permasalahan antara komik cetak dan komik digital memang gak akan ada habisnya deh. Inilah yang menjadi topik utama pada acara diskusi CONNECTOON TALK VOLUME 1, yaitu tentang “Jualan Komik Indonesia? Emang Untung?” yang diadakan pada M BLOC Space, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2019).
Diskusi hangat itu dihadiri oleh pembicara yang namaya pasti sudah tidak asing lagi di dunia perkomikan. Ada Faza Meonk selaku author “Si Juki” dan CEO Pionicon, Sunny Gho selaku CEO Kosmik dan Marvel & DC Colorist, dan Awe selaku Business Development CIAYO Corp.
Kira-kira bagaimana yah tanggapan mereka soal penjualan komik saat ini?
“CIAYO kalau dibilang untung ya belum. Tahun ini kita baru bikin sistem subscribe. Sekarang kita bayar komikus per chapter. Untuk soal jualan laku-laku aja. Kalau ditutup dengan ongkos produksi yang belum. Dari sisi produksi yang ngap.” Jelas Awe di awal diskusi.

Faza Meonk di CONNECTOON TALK VOLUME 1
“Komik cetak kalau belum punya setup (belum punya penggemar dan belum populer) itu susah banget jualannya. Tiba-tiba lo bikin komik dan nerbitin tanpa promosi di sosial media. Itu susah banget jualannya. Kuncinya, IP (Intellectual Property) harus kuat dulu supaya bisa jualan komik cetak.” Sambung Faza di awal diskusi.
Hal ini membuktikan bahwa antara komik cetak dan komik digital seharusnya dapat berkembang secara beriringan. Karena komik cetak terkadang juga membutuhkan intervensi dari online dan digital sebagai salah satu metode untuk memperkenalkan karyamu kepada calon pembaca, GenK.
“Karakter yang laku di online belum tentu laku di offline.”-Faza Meonk.
Tapi kamu juga harus ingat, karena semua yang laku di online belum tentu laku saat kamu jual di offline. Semua tergantung kekuatan IP yang kamu bangun sampai akhirnya pembeli bisa loyal pada karyamu.
Awe menjelaskan, “Indonesia ternyata (menjadi) pembaca Webtoon terbesar nomor dua di dunia setelah Korea itu sendiri. Sekarang platform China itu kenceng banget dan kontennya itu murah-murah. Sebenarnya kekhawatiran komikus lokal itu dengan konten komik China. Mungkin itu ancaman buat komikus lokal”.
Salah satu cara untuk memperkuat IP adalah dengan menggunakan jurus lokalitas, GenK. Terbukti horor Indonesia yang membahas tentang Pocong jauh lebih laku daripada yang membahas monster. Saat ini lokalitas menjadi sangat penting, apalagi banyak kompetitor dari luar yang sedang gembor-gembornya membuat konten komik yang super murah.
Mau jual di online maupun offline pasti punya pasarnya masing-masing kok. Perancangan IP yang kuat bisa menjadi senjata kamu untuk sukses saat merilis komik cetak. Dengan begitu, pundi-pundi rupiah bisa masuk ke dalam kantungmu, GenK.
Tertarik untuk nerbitin komik cetak? Kenapa tidak.

CONNECTOON di M BLOC Space, Jakarta Selatan
Oh iya, acara CONNECTOON TALK tidak hanya selesai sampai di situ saja loh. Faza mengungkapkan bahwa setiap akhir pekan mereka akan mengadakan sesi diskusi dengan topik yang berbeda-beda. Siapa pun bisa bertanya atau memberi saran soal topik yang akan dibahas di minggu-minggu berikutnya.
Buat GenKreativv yang tertarik, datang saja ke alamat CONNECTOON di M BLOC Space – 37D Jalan Panglima Polim No. 37 A-H Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kamu tidak perlu pusing memikirkan biaya masuk, karena acara ini gratis!