
Pernahkah kamu mengalami suatu kejadian yang pernah muncul dalam mimpimu? Kamu pun mulai kebingungan dan membayangkan berbagai film supranatural dan fiksi tentang cerita orang dengan pengalaman yang serupa. Jangan takut dan gundah, fenomena yang kamu alami tersebut dikenal dengan istilah déjà rêvé. Terdengar familiar di telingamu? Tidak mengherankan memang, karena fenomena psikis ini berkaitan erat alias masih saudaraan dengan déjà vu.
Déjà rêvé bisa dibilang sebagai versi yang lebih aneh dan sejujurnya nih, agak mengerikan jika dibandingkan saudaranya, si déjà vu. Untuk yang belum pernah mendengar istilah déjà vu, fenomena ini terjadi di kala seseorang mengalami sesuatu yang seakan sudah pernah terjadi sebelumnya di masa lampau. Sementara déjà rêvé akan menempatkan seseorang pada kondisi seperti mengulang kembali sebuah peristiwa yang pernah dimimpikannya, tapi kali beneran terjadi di dunia nyata.
Apa Perbedaan Déjà Rêvé dan Déjà Vu?

Sumber: inverse.com
Pertanyaan pertama yang tentu hadir di benakmu adalah soal perbedaan antara kedua fenomena psikis ini. Hal pertama tentu saja keduanya diambil dari istilah dalam bahasa Prancis dimana déjà vu memiliki arti “pernah dilihat”. Lalu untuk déjà rêvé yang berarti “pernah dimimpikan,” merujuk ke sensasi yang sedang kamu rasakan adalah suatu kejadian, sebuah memori, atau hanya sebatas perasaan dari sesuatu yang pernah kamu mimpikan sebelumnya.
Fenomena ini seringkali disalahartikan sebagai déjà vu karena sensasi yang dialami oleh orang saat déjà rêvé sekilas terasa mirip. Tapi pada tahun 2018 silam, sebuah studi yang dilakukan oleh Brain Stimulation, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan kapasitas kosakata seputar “fenomena experimental”.
Tim peneliti yang berasal dari Prancis tersebut melakukan experimen pada subjek untuk mempelajari déjà rêvé serta tambahan review dari hasil studi selama 60 tahun sebelumnya. Semua subjek penelitian adalah pengidap epilepsi parsial dan dilaporkan pernah mengalami fenomena déjà rêvé di masa lalu – seringkali saat kejang-kejang.
Kategori Déjà Rêvé

Sumber: cleavelandclinic.com
Setelah mengisi sebuah formulir persetujuan, subjek penelitian diberikan stimulasi aliran listrik lemah ke berbagai bagian otak. Tujuan dari tahap ini adalah untuk merekam respon abnormal yang muncul dari otak, sehingga peneliti dapat mengetahui bagian otak mana saja yang berperan dalam memicu fenomena ini.
Hasilnya, para peneliti tak hanya dapat menstimulasi dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan déjà rêvé, tapi juga pengklasifikasian dalam tiga kategori berbeda.
-
- Episodic déjà rêvé: bentuk yang paling jelas dengan fenomena mimpi yang dapat ditunjukkan ke satu mimpi yang spesifik.
- Familiarity-like déjà rêvé: bentuk yang cukup buram dengan asosiasi berupa sensasi seperti kembali mengulang suatu mimpi. Bedanya adalah orang yang mengalami kategori ini tidak mampu menentukan mimpi yang spesifik atau kapan ia mengalaminya.
- Dreamy-state déjà rêvé: bentuk misterius yang bisa dibilang cukup menyeramkan dan cenderung membingungkan. Seseorang akan jatuh dalam kondisi seakan sedang berada dalam mimpi, sehingga mengurangi kemampuannya untuk membedakan realita dan ilusi tidur.