
Seminggu belakangan, kamu sering terlambat bangun karena tidur terlalu malam. Penyebabnya bukan karena mengerjakan tugas atau revisi kantor, namun karena kamu semalam suntuk begadang menonton serial drama korea. Hayo, siapa yang kayak begini?
Kamu awalnya meyakinkan diri bahwa hanya menonton satu episode malam ini sebelum tidur, tapi ketika satu episode selesai kamu tonton, kamu masih penasaran untuk mengetahui apa lanjutannya. Kamu menolerir diri untuk menambah satu episode lagi dan lagi, hingga kamu sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Jika ilustrasi di atas tidak terasa asing dan sering kamu alami, kami rasa kamu adalah salah satu orang yang sudah kecanduan drama korea.
Kenapa Kita Bisa Kecanduan Drama Korea?
Berbicara tentang demam drama korea (drakor) di Indonesia, sesungguhnya sudah menjadi hal yang tidak asing hampir dalam dua dekade terakhir. Seperti halnya musik dan fashion, drakor yang masuk ke Indonesia merupakan salah satu pengaruh dari Gelombang Korea atau Hallyu.

Cuplikan drama korea “Endless Love (Autumn In My Heart)”
Pada awal 2000-an, banyak remaja dan ibu-ibu di Indonesia yang ikutan sedih karena akting yang memukau dari Song Hye Kyo ketika berperan sebagai gadis yang sakit kanker di drama Endless Love (Autumn In My Heart). Tak lama setelah itu Song Hye Kyo juga kembali menyapa penggemarnya lewat drama komedi romantis Full House, berpasangan dengan artis sekaligus penyanyi Rain.
Kamu pasti juga tidak asing dengan drakor Princess Hours, Boys Before Flowers, Descendants of the Sun, hingga Goblin (Guardian: The Lonely and Great God). Jika kamu bertanya-tanya tentang alasan mengapa film drama dari korea bisa menyebabkan kecanduan, beberapa hal berikut mungkin bisa menjadi penjelasan.
Alur yang Menarik dan Tidak Mudah Ditebak

Drama korea “Cheese In The Trap” (sumber: mydramalist.com)
Salah satu pemikat utama dari drakor adalah memiliki alur yang menarik dan tidak mudah ditebak. Bagi penyuka drama romantis, drakor menawarkan kisah cinta dari tokoh-tokoh yang memiliki berbagai latar belakang. Entah itu mahasiswa yang introvert (Cheese in the Trap), seorang pengelola hostel (Memories of Alhambra), hingga Tentara (Descendants of the Sun).
Tidak hanya genre romantis, drakor juga menawarkan genre horor seperti Kingdom hingga drama kolosal tentang kerajaan Korea seperti Dae Jang Geum atau Queen Seondeok. Alur cerita yang dimiliki drakor tentunya sangat berbeda dengan sinetron Indonesia yang cenderung hanya menambahkan konflik yang tak kunjung usai dari premis utama cerita. Drakor sering memberikan plot twist yang membuatnya makin seru untuk diikuti.