
Siapa, nih, yang sering galau nentuin harga dengan rumus fixed price atau hourly rate, GenKs? Masalah ini biasa dikeluhkan oleh para freelancer atau pemilik bisnis kecil-kecilan. Karena sebagian besar pelanggan memiliki masalah anggaran, jadi mereka akan berpikir panjang sebelum menentukan vendor. Jadi, memberikan harga per jam mungkin bakalan sangat mahal untuk mereka. Lalu gimana, sih, cara menentukan yang terbaik dan pastinya bisa tetap cuan antara fixed price vs hourly rate?
Nah, berikut ini adalah beberapa faktor penting yang perlu kamu ingat saat menentukan metode kompensasi:
Tips #1: Tentukan dan Pilih Apa yang Paling Tepat untukmu
Sumber Gambar : medium.com
Pricing anxiety nggak cuma dialami oleh freelancer newbie, lho. Bahkan orang-orang berpengalaman juga masih suka merasakannya. Mereka ingin menetapkan tarifnya sendiri tanpa harus menuruti kata-kata dari klien. Sementara klien, biasanya memilih harga yang kompetitif. Nah, sebagai freelancer, kamu harus menentukan price ceiling yang akan dibayarkan klien untuk mendapatkan layananmu. Cara menetapkan harga sangat bergantung dari berbagai faktor, seperti gaya kerjamu dan kebutuhan individu klien.
Tips #2: Fixed Price Bisa jadi Pilihan yang Bagus Kalau…

Sumber Gambar : weareindy.com
Well, fixed price project sebenarnya bisa juga menjadi pilihan terbaik atau terburuk bagi seorang freelancer, guys. Proyek seperti ini biasanya ditetapkan sebelum pekerjaan dimulai. Dan kalau kamu menerimanya, kamu setuju dengan harga yang ditetapkan.
Sementara jika kamu di awal sudah menetapkan harga yang cukup tinggi, sedangkan proyek rampung tepat waktu dan anggarannya kurang dari anggaran awal, maka fixed price sangatlah menguntungkan.
Namun, dalam industri kreatif, ruang lingkup pekerjaan bisa agak ambigu pada tahap awal. Mungkin klien nggak suka dengan pekerjaanmu atau ingin revisi tambahan yang tentu saja jam atau bahkan hari untuk menyelesaikan tugas pun bertambah.
Apabila fixed price dalam proyek meningkat, atau muncul masalah yang mempersulit pekerjaan, artinya kamu bakalan terjebak dalam lingkaran setan, di mana kamu akan kehabisan waktu dan uang, GenKs.
Tips #3: Hourly Rate Bisa Sangat Menguntungkan Jika…

Sumber Gambar : entrepreneurshipinabox.com
Hourly rate umumnya dipilih para freelancer ketika mereka kurang yakin dengan parameter pekerjaan. Seperti batas deadline, revisi maupun proses persetujuan. Kalau kamu bekerja di rumah, ini adalah pilihan yang paling nyaman dan menguntungkan. Karena kamu menghabiskan jumlah jam tertentu untuk bekerja dan dibayar dengan tarif per jam untuk waktu aktual yang kamu gunakan untuk menyelesaikan proyek.
Klien biasanya, sih, akan meminta pekerja lepas yang mereka sewa untuk mengisi time sheet harian atau mingguan yang mereka gunakan sebagai acuan untuk menghitung berapa fee si freelancer dan mengalokasikan anggaran untuk proyek tersebut.
Jika kamu bekerja di studio atau home office, kamu tetap harus jujur dengan waktu dan bayaranmu. kamu bisa memasukkan jam tambahan untuk proyek tersebut. Kepercayaan klien akan tumbuh seiring dengan kemampuanmu memberikan harga yang benar-benar sesuai.
Tips #4: Fixed Price VS Hourly Rate, Mana yang Terbaik?

Sumber Gambar : anyforsoft.com
Lalu, manakah antara fixed price VS hourly rate yang paling menguntungkan untuk freelancer? Well, gunakan nalurimu sendiri didukung dengan sedikit pandangan psikologi saat menentukan harga untuk suatu proyek. Klienmu mungkin akan sedikit ketar-ketir ketika mendengar kamu menggunakan tarif per jam untuk suatu proyek, karena bagaimanapun fixed price terdengar lebih murah ketimbang hourly rate.
Jangan ragu untuk menanyakan kepada klien mengenai proyek yang mereka minta atau berapa anggarannya, ya, GenKs, jadi kamu bisa menentukan mana yang terbaik antara fixed price VS hourly rate, deh.