
Keterbatasan ruang dan lahan menjadi permasalahan serius di Jepang. Belum lagi jika kamu harus menyimpan banyak barang, otomatis kamu membutuhkan ruang yang lebih banyak lagi. Kalau tidak ada, kamu harus siap-siap tinggal di rumah berlahan sempit tapi dengan barang yang menumpuk. Maka teori minimalisme yang diterapkan Fumio Sasaki adalah salah satu solusi dari permasalahan tersebut.
Sebagian orang di Jepang sudah menerapkan gaya hidup minimalis, seperti Marie Kondo dan Fumio Sasaki. Di artikel sebelumnya kami pernah membahas tentang Marie Kondo yang mencari kebahagiaan lewat beres-beres. Nah, sekarang saatnya kami membahas dari sisi Fumio Sasaki tentang gaya hidup minimalis Jepang. Yuk kita simak sama-sama!
Fumio Sasaki, Membuang Barang untuk Hidup Minimalis

Fumio Sasaki (sumber: irwinwong.com)
Pernahkah kamu merasa punya ikatan batin dengan sebuah barang, padahal kamu sudah tidak membutuhkan barang tersebut? Ini lah yang membuat kamu sulit membuang barang dan akhirnya terus menumpuk di pojok kamar. Fumio Sasaki mengajarkan hal yang berbeda. Baginya, membuang barang yang sudah tidak berguna adalah salah satu cara untuk menuju esensi hidup minimalis.
Fumio Sasaki adalah satu dari sekian banyak orang yang memutuskan untuk hidup seminim mungkin. Ia bukan ahli dalam hidup minimalis, karena awalnya ia hanya seorang pria biasa yang merasa tertekan di tempat kerja dan kurang percaya diri. Hingga suatu hari ia memutuskan untuk mengubah hidupnya dengan mengurangi barang-barang yang ia miliki. Dari situ ia langsung merasakan perubahan di dalam hidupnya, seperti kebebasan dan kedamaian sejati.
Mengisi Kekosongan Diri lewat Beres-Beres

Beres-beres (sumber: bknews.co.kr)
Pasti ada saja orang yang bertanya-tanya mengapa ada orang yang memilih gaya hidup minimalis Jepang padahal sudah mapan dari segi finansial. Kalau dari Fumio Sasaki sendiri, ia sudah mengikuti tren gaya hidup ini sejak beberapa tahun yang lalu ketika ia merasa ada sesuatu yang hilang di dirinya. Lalu menghabiskan waktu untuk bersih-bersih dan berbelanja lebih sedikit dari biasanya membuat Fumio Sasaki memiliki lebih banyak waktu dengan teman, pergi keluar, dan refreshing di hari libur. Intinya Fumio Sasaki menjadi lebih aktif ketika sudah menerapkan gaya hidup minimalis ala Jepang.