
Biasanya, perempuan sejak kecil dibiasakan untuk bersikap baik, sopan dan ramah. Bahkan sering ada nasihat untuk selalu menurut, bilang “iya” dan nggak boleh balas berkata apa-apa saat orang tua memberitahu sesuatu. Ini baik, tapi sebenarnya nggak sebaik itu, karena bisa membuat anak terjebak ke dalam good-girl syndrome.
Jika sejak kecil seorang anak perempuan dipaksa untuk bersikap baik kepada semua orang, maka hingga dewasa dia akan terbiasa begitu. Padahal, kenyataannya nggak semua orang akan balas bersikap baik kepada kita sebaik apapun kita memperlakukan mereka.
Fenomena good-girl syndrome juga didukung oleh penelitian dari Universitas Stanford yang membuktikan bahwa perempuan yang baik diharapkan memiliki sikap lemah lembut, hangat, ceria dan setia. Sementara, laki-laki harus mandiri, dominan dan pandai membuat keputusan. Sebenarnya, ini salah kaprah soal gender. Makanya, sadari bahwa sebagai perempuan kamu juga berhak menunjukkan sikap kuat.
Mintalah Sesuatu yang Kamu Inginkan dan Berhak Dapatkan

Sumber: pexels.com
Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa hanya 7% perempuan lulusan MBA yang mau negosiasi soal gaji dengan perusahaan tempat mereka wawancara kerja. Sementara, untuk laki-laki, 57% pasti bernegosiasi. Ini bukti bahwa kamu nggak akan mendapatkan sesuatu tanpa meminta. Mau gajimu naik? Mintalah. Mau dapat bonus? Sampaikan.
Tak Perlu Ragu untuk Berkata Nggak

Sumber: pexels.com
Tanda good-girl syndrome bisa diketahui saat kamu sulit bilang “nggak” ke orang lain. Orang akan selalu meminta bantuanmu. Kamu pun mungkin akan selalu membantu mereka. Kebanyakan perempuan seperti ini. Nggak ada yang salah dengan ini kecuali kamu sampai merasa kelelahan. Di sinilah kamu harus sadar kalau kamu nggak bisa selalu berkata “iya” sepanjang waktu. Kamu tetap harus mengutamakan dirimu, kesehatanmu dan kondisimu. Belajarlah berkata “nggak.”