
Hantavirus membuat masyarakat panik apakah virus ini akan menjadi pandemik baru setelah corona virus. Kepanikan masyarakat diawali dengan tersiarnya berita dari Global Times bahwa, seorang warga negara Tiongkok, tepatnya di provinsi Yunan, dikabarkan meninggal dunia disebabkan oleh hantavirus. Pria tersebut meninggal di dalam bus ketika dalam perjalanannya menuju Provinsi Shandong untuk kembali bekerja. Penumpang lain yang ada di dalam bus segera dites apakah terinfeksi hantavirus atau tidak.
Hantavirus, memang masih terdengar asing di kuping. Namun ternyata hantavirus bukanlah virus baru seperti corona virus. Dilansir dari Market Watch, Dr. Tania Elliot dari NYU Langone Health di Manhattan mengungkapkan bahwa hantavirus sudah ada sejak lama dan kemungkinan sudah satu abad lamanya. Hantavirus adalah kejadian paling umum di Tiongkok, sekitar 16.000 sampai 100.000 kasus pertahunnya.
Apakah Hantavirus itu?

sumber (update)
Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa hantavirus atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) adalah penyakit pernapasan yang parah, kadang fatal, pada manusia yang disebabkan oleh hanta virus. Siapapun yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus beresiko terkena HPS. Memelihara tikus di dalam atau di sekeliling rumah akan tetap menjadi resiko utama paparan hantavirus. Bahkan orang sehat pun bisa terkena HPS. CDC melaporkan bahwa hantavirus bisa berakibat fatal, virus ini memiliki tingkat kematian 38%.
Apa Saja Gejala dari Hanta Virus Pulmonary Syndrome (HPS)?

sumber (pexel)
CDC membagi dua gejala dari HPS yaitu gejala awal dan gejala akhir. Gejala awal yaitu merasa kelelahan, demam, dan nyeri otot. Gejala-gejala ini bersifat universal. Mungkin juga ada sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut, seperti mual, diare, muntah-muntah. Kemudian gejala akhir yang akan muncul empat hingga 10 hari setelah fase awal. Gejalanya yaitu batuk dan sesak napas.