Nggak sedikit bisnis yang menerapkan strategi perang harga. Caranya dengan memberikan harga murah untuk barang atau layanan yang dijual. Nah, kalau kamu pernah mencoba strategi marketing ini, terus pembeli tetap sepi. Ngenes, nggak? Malah, para pembeli belanja di toko sebelah yang harga produknya lebih mahal. Hayoloooh, kira-kira kenapa ya, murah nggak selalu jadi jaminan?
Alasan Strategi Turunkan Harga Nggak Akan Berhasil
Demi jualan, biasanya apapun akan kamu lakukan. Apalagi, jika kamu sedang menjalankan bisnis UKM atau usaha kecil menengah yang sedang berkembang. Menurunkan harga produk barang atau layanan seringkali jadi pilihan. Padahal, kebalikan dari ekspektasi kamu. Bukannya sukses meningkatkan penjualan, malah bisa-bisa penjualanmu menurun atau bahkan nggak berhasil. Berikut alasannya.
1. Harga murah menurunkan nilai produk
Diskon justru akan menurunkan nilai produk (Sumber: unsplash.com)
Kamu membuat produk dengan nilai yang tinggi, tapi kamu kasih harga murah saat menjualnya. Ini bakal bikin pembeli berpikir dua kali, alias mereka ragu akan kualitas produkmu. Bener, nggak sih, produkmu worth to buy? Pembeli juga nggak yakin lagi dengan apa yang disampaikan salesperson, saat mereka menjual produk kamu atau melakukan kampanye dan berbagai macam promosi. Alih-alih mau membelinya, justru pembeli akan mengurungkan niatnya dan nggak jadi beli.
2. Harga bisa berubah sewaktu-waktu
Di masa depan, harga dari produsen makin meninggi dan kamu bakal rugi (Sumber: unsplash.com)
Penetapan harga yang kamu lakukan saat ini bisa menjadi yang termurah di pasaran. Akan tetapi, kamu nggak berencana jualan cuma untuk saat ini, kan? Nanti, satu hingga dua tahun mendatang, harga produkmu pasti akan berubah. Bisa aja harga yang kamu tawarkan naik dan jadi lebih tinggi ketimbang harga dari kompetitor. Kalau sudah begini, hargamu nggak lagi menjadi yang paling murah. Jadi, sebenernya nggak perlu turunkan harga sekarang maupun nanti.
