Cerpen

Hari Ini Tamat

“Aku hanya pergi keluar untuk main Ibu!”.

Esther berontak ingin tetap pergi keluar, Esther merasa dia sudah dewasa, bisa menjaga diri, tidak perlu aturan orang tua yang kolot dan tradisional. Apalagi Esther merasa ibunya itu sangat tidak modis, bayangkan saja, dia tidak diperbolehkan mengenakan pakaian seperti rok mini ataupun pakaian Korean Style yang lain.

“Ini sudah malam Esther! Kamu mau pergi ke mana malam-malam begini!, lihatlah pakaianmu, gaun mini ketat, pundak yang terbuka lebar! kamu kira itu sopan ha?!”.

Ibunya sudah naik pitam, Esther sangat susah diatur, semenjak umurnya yang sudah menginjak 17 tahun, Esther mulai terkontaminasi pergaulan bebas, sulit diatur, dan selalu membantah ucapan sang ibu.

“INI MODIS IBU!”. Esther berteriak kencang.

Esther yang hendak melangkah keluar rumah berbalik badan ke arah ibunya, melepaskan tangan sang ibu yang sedari tadi memegang lengannya, mencegahnya untuk tidak pergi.

PLAKK!!

“Dasar anak tidak tahu diri, apa aku dulu mengajarimu bersikap seperti itu dengan orang tua ha?!, di mana sopan-santunmu sebagai anak”.

Ibu menampar pipi sebelah kanan Esther, kali ini Esther sudah keterlaluan, emosi ibunya juga sudah diambang batas. Ibunya terengah engah, tiba-tiba terlintas suatu kejadian, seperti dejavu, Ibunya Esther seperti pernah melewati kejadian seperti ini.

“Ibu tau?”.

Esther memegangi pipinya yang panas.

“Aku seperti ini juga akibat dari perbuatan ibu sendiri”.

Deg.

Kata-kata Esther tadi membuat hati Ibunya berdenyut sakit.

Esther mendongak untuk melihat ekspresi ibunya. Sang ibu hanya terdiam mematung. Esther segera masuk ke dalam kamar, tidak jadi pergi, mood nya sudah hilang karena sang ibu.

Semalaman Ibunya terus memikirkan perkataan Esther yang tadi. Teringat beberapa tahun yang lalu, saat Esther masih kecil, dia adalah anak yang periang, hatinya lembut, anak yang penurut, saat ibunya menangis maka Esther akan ikut menangis.

Setelah menginjak jenjang SMA, Esther berubah. Berawal dari menolak permintaan kecil dari Ibunya, hingga berlanjut sampai sekarang. Esther menjadi anak yang suka keluyuran, pulang tidak sesuai jam anak pelajar, hingga kamarnya yang selalu terkunci.

Pagi ini Esther berangkat sekolah, dua kancing teratas yang dibuka, make up yang lumayan tebal, lengan yang digulung ke atas. Persis seperti remaja-remaja nakal jaman sekarang. Ibu Esther hanya bisa melihat anaknya berangkat sekolah, tanpa berpamitan, tanpa makan makanan yang sudah disiapkannya dengan susah payah tadi pagi.

Setelah pulang sekolah juga sama. Esther pulang waktu azan magrib berkumandang. Malamnya, dia pergi keluar, tanpa berpamitan dengan ibunya lagi, pulang tengah malam, dengan bau alkohol yang meruak ke indra penciuman. Seperti itu setiap hari.

Sampai suatu saat, sang ibu mendapati Esther menangis di dalam kamar mandi. Ibu Esther terkejut dan segera menghampirinya, bertanya ada apa dengan nada lemah lembut. Esther menunjukkan Test Kehamilan yang bergaris dua.

“Aku harus bagaimana bu”.

Esther menangis di pelukan Ibunya. Sekarang Ibu Esther tau apa yang terjadi. Karma. Apa yang dialami Esther sekarang adalah apa yang dulu Ibu Esther lakukan kepada Ibunya. Bertahun tahun yang lalu, saat Ibu Esther masih remaja, ia juga sering keluar malam pulang pagi, seragam SMA yang sengaja dikecilkan, minum alkohol, bermain dengan laki-laki, sampai akhirnya ia hamil dan memiliki Esther akibat seks bebas.

Ibu Esther sekarang tahu, apa rasa Dejavu yang sering menghantui dirinya saat melihat Esther, itu adalah dia di masa lalu, pembangkang, pembantah, ingin bebas seenaknya dan tidak mau aturan.

Ini semua akibat dari perbuatannya dahulu. Tuhan ingin ia merasakan apa yang dirasakan ibunya dulu.

“Maafkan ibu Esther, ini semua karena Ibu, Ibu salah mendidikmu”.

Ibu Esther menangis, dalam hati meminta maaf kepada ibunya yang sudah tiada. Apa yang kita perbuat maka itulah yang akan dapat.

About author

Related posts
Cerpen

Kerinduan

Cerpen

Menari Bersama Jingga

Cerpen

Burung Gagak yang licik

Cerpen

Malam Terakhir Agra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *