Op Art atau optical art adalah gaya seni visual yang memanfaatkan ilusi optik. Untuk menciptakan karya seni optik digunakan metode lukis dengan memperhatikan interaksi antara ilusi yang kemudian menggabungkan pikiran dan penglihatan.
Nah, karena teknik tersebut, kita yang melihat Op Art biasanya merasakan ada gerakan, melihat ada gambar tersembunyi, pola berkedip atau bergetar, gambar yang membesar atau melengkung. Ya, Op Art emang menipu mata yang melihatnya karena mengandalkan ilusi optik dalam proses pembuatannya. Karya seni optikal berbentuk abstrak dengan mayoritas bagiannya dibalut warna hitam dan putih.
Mengulik Sejarah Kemunculan Op Art
Salah satu bentuk Op Art (Sumber: cloudfront.net)
Istilah Op Art pertama kali muncul dan terdengar pada tahun 1964. Majalah TIME adalah penciptanya. Nah, apa sih, optical art atau Op Art? Sering disebut seni optik atau seni retinal, Op Art merupakan bentuk seni abstrak, khususnya seni non-objektif yang mengandalkan ilusi optik untuk menipu mata yang melihatnya.
Op art adalah suatu bentuk seni kinetik yang berkaitan dengan desain geometris yang menciptakan perasaan gerakan atau getaran. Dahulu, karya awal Op Art diproduksi dalam warna hitam-putih. Seiring waktu, muncul Op Art dalam warna-warna cerah.
Gaya Op Art, secara historis, bisa dikatakan berasal dari karya seorang seniman kinetik sekaligus seniman Abstrak Ekspresionism, Victor Vasarely (1908 -1997). Seniman Op Art terkenal lainnya adalah Bridget Riley, pelukis Inggris kelahiran 1931.
Dunia modern mulai tertarik pada gerakan seni optikal pada tahun 1965, ketika pameran Op Art besar bertajuk ‘The Responsive Eye’ diadakan di New York. Sejak itu mulai muncul gaya Op Art dalam grafik cetak, iklan, seni album, desain busana hingga dekorasi interior. Namun Op Art telah memudar pada akhir 1960-an.
