
GenK, kamu pasti tau film trilogi The Lord of The Rings dan juga The Hobbit karya Peter Jackson kan? Diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, film-film tadi sukses āmenghajarā box office dan juga mendapatkan berbagai penghargaan. Tapi tahukah kamu mengenai sosok penulis novel tadi? Namanya J.R.R. Tolkien!
Siapa Itu J.R.R. Tolkien?
John Ronald Reuel (dikenal sebagai “Ronald” bagi sebagian besar) Tolkien lahir di Bloemfontein, Afrika Selatan pada 3 Januari 1892 dari pasangan Arthur Reuel Tolkien dan Mabel Suffield. Ketika berumur tiga tahun kedua orang tuanya memutuskan untuk membawa Tolkien kecil ke Inggris, tempat kelahiran orang tuanya. Ā Sayangnya ketika dalam perjalanan ke Inggris ayah Tolkien meninggal akibat komplikasi rematik.
Kembali di Inggris, keluarga Tolkien tinggal di daerah barat Inggris, pertama di Kings Heath dan kemudian berpindah ke Sarehole. Tolkien menggambarkan Kings Heath sebagai kota yang gelap dan penuh kegiatan industri. Sementara Sarehole adalah pedesaan Inggris yang indah dengan rerumputan hijau, pohon, dan pabrik jagung.

Sumber: Time.com
Banyak yang percaya bahwa penggambaran kota tempat tinggal para Hobbit di buku LOTR terinspirasi oleh Sarehole yang asri. Sementara penggambaran Mordor sebagai daerah yang keras dan dipenuhi asap dari monster orc yang sedang membuat senjata perang berasal dari masa kecil Tolkien di Kings Heath.
Ibu J.R.R. Tolkien berusaha mendidik sendiri Tolkien dan adik laki-lakinya di rumah. Pada waktu itu Ibu Tolkien mengajarkan kedua anaknya mengenai dasar-dasar bahasa Latin serta ilmu mengenai tumbuhan. Berkat pelajaran dari ibunya, Tolkien sudah dapat membaca dengan lancar pada usia empat tahun dan menulis segera setelah itu. Selain ketertarikan yang tinggi dalam bidang bahasa, GenK, ia juga suka menggambar pemandangan dan pohon-pohon.
Beberapa waktu setelahnya J.R.R. Tolkien dimasukkan ke Sekolah Kingās Edward di Birmingham. Sekolah ini merupakan tempat yang sempurna bagi Tolkien yang memiliki rasa keingintahuan sejarah dan ilmu linguistik yang sangat besar.
Tolkien adalah siswa yang menonjol di Kingās Edward. Ia terkenal karena mampu dengan mudah menguasai bahasa kuno dan modern termasuk Yunani, Latin, Spanyol, Inggris Kuno, Norse Tua, Gothic dan Finlandia. Tolkien muda bahkan mulai bereksperimen untuk membuat bahasanya sendiri, termasuk variasi awal dari bahasa Elf yang ditampilkan dalam tulisannya.
Ikut Perang Dunia

Sumber : valinor.com.br
Pada 1915, J.R.R. Tolkien menikahi Edith Bratt, teman lama yang sudah ia kenal sejak Tolkien berumur 16 tahun. Ketika usia pernikahan belum genap satu tahun perang dunia pertama meletus. Tolkien yang baru saja menerima gelar sarjana dari Oxford berusaha menghindari perang untuk mengerjakan kumpulan puisi serta bahasa buatannya. Namun ketika perang semakin parah, Tolkien memberanikan diri untuk bergabung dengan pasukan Inggris di perang dunia pertama, GenK. š²
Pada waktu perang, Tolkien ditempatkan sebagai letnan dua di Lancashire Fusiliers dan dikirim untuk bertugas di Front Barat tepat untuk Pertempuran Somme. Sampai hari ini Pertempuran Somme dikenal sebagai salah satu pertempuran militer paling berdarah dalam sejarah.
Berlangsung selama empat bulan yang panjang, Pertempuran Somme sudah memakan 57.000 jiwa pasukan Inggris sebagai korban di hari pertama. Secara total, lebih dari satu juta orang kehilangan nyawa termasuk 420.000 tentara Inggris.
Bertempur di perang dunia pertama, Tolkien menyaksikan kengerian yang sesungguhnya, kengerian yang selama ini ia hanya mampu baca dalam buku. Dalam lingkungan perang yang mencekam dan penuh lumpur ini, GenK, J.R.R. Tolkien menyaksikan langsung teman-teman dalam pasukannya menderita dan mati. Mungkin hal ini yang membuat penggambaran perang dalam karya-karya Tolkien begitu sempurna dan mengerikan karena Tolkien sudah menyaksikan perang secara langsung.
Kondisi perang yang luar biasa menguras fisik dan mental akhirnya Ā membuat Tolkien jatuh sakit dan tidak mampu melanjutkan tugasnya di medan tempur. Melalui tahun 1917 dan 1918, J.R.R. Tolkien mengalami serangan penyakit berulang-ulang dan memaksanya melakukan tugas administrasi militer dari rumah dan beberapa kamp militer. Beberapa hari setelah Tolkien meninggalkan medan tempur, pasukan tempatnya dulu berada jatuh ke dalam kepungan musuh. Bisa dibilang, Tolkien lolos dari kematian berkat penyakitnya. š«
Sang Profesor
Ketika perang berakhir pada 1918, J.R.R. Tolkien diangkat sebagai asisten lexicographer (orang yang menyusun kamus) untuk Kamus Bahasa Inggris (“Oxford English Dictionary”). Pada musim panas 1920, kecintaan Tolkien pada linguistik mendapatkan balasan. Ia menerima jabatan dosen sebagai di Universitas Leeds. Di Leeds, Tolkien berkesempatan untuk berkolaborasi dengan banyak penulis untuk mengembangkan ide cerita novel dan juga bahasa barunya.
Pada 1925, Tolkien mendapatkan jabatan profesor di Oxford. Walaupun jarang menghasilkan jurnal ilmiah, pengetahuan Tolkien tentang ilmu linguistik membuatnya sering mendapat pujian dari kalangan akademisi di Oxford. Salah satu orang itu adalah C.S. Lewis, sang penulis The Chronicles of Narnia.