
Film

Contoh roll film (sumber: thedarkroom.com)
Ketika kamu menggunakan kamera analog, gambar yang tertangkap akan tersimpan di dalam film. Benda ini wajib kamu persiapkan untuk mulai membidik gambar, GenK. Fungsinya kurang lebih sama seperti memory card yang ada di kamera digital. Bedanya, film hanya berfungsi untuk sekali pakai.
Jika kamu pernah melihat lembaran berwarna coklat yang keluar dari sebuah roll, itulah film.
Gambar yang ditangkap oleh film menggunakan reaksi kimia perak halida yang sensitif terhadap cahaya. Oleh sebab itu gulungan film tersimpan dalam cangkang yang disebut canister, supaya tidak rusak sebelum dipakai.
Setiap frame yang terekspose oleh cahaya dari bukaan shutter, akan menghasilkan gambar laten yang hasilnya bisa menjadi permanen setelah proses pencucian.
Film ini jenisnya juga bermacam-macam, GenK. Baik dari ukuran atau pun tingkat sensitivitasnya terhadap cahaya. Tingkatan tersebut bisa dilihat pada angka 100, 200, 400 atau 800 yang tertera di canister sebuah roll film. Semakin besar angkanya, semakin tinggi pula sensitivitas film tersebut pada cahaya.
Sedangkan dari segi ukuran, ada beberapa film yang dipakai dalam kamera analog yakni 120, 135, dan 4×5. Pada film 120, lebar yang dimiliki berukuran 60mm dan biasanya digunakan oleh kamera medium format dan kamera lomo.
Sedangkan film 135 memiliki lebar 35mm dan merupakan film yang paling umum digunakan. Ada pula film 4×5 yang memiliki resolusi lebih besar ketimbang jenis 120 dan 135. Umumnya digunakan oleh kalangan yang lebih profesional dengan kamera large format.
Film Winder
Kamera analog ternyata memiliki pengaturan berbeda dalam menggulung film yang telah selesai digunakan.
Ada yang bisa memutar roll fan secara otomatis, namun ada juga yang dilakukan secara manual. Baik secara otomatis atau manual, alat ini disebut dengan film winder.
Untuk kamera yang memiliki film winder manual, biasanya terletak di bagian kiri atas. Sedangkan untuk yang otomatis, biasanya aktivasi film winder dilakukan dengan menekan tombol kecil yang ada di badan kamera.
Developer
Untuk mengetahui hasil bidikan dari kamera analog, kamu perlu memproses film dengan bantuan cairan kimia. Salah satunya adalah developer, yakni cairan kimia yang berfungsi untuk menghilangkan lapisan pertama pada film dan memunculkan gambar laten yang terekam di dalamnya.
Ada waktu tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini supaya proses pengembangan gambar dan kenaikkan kontras tidak terus berlangsung.
Stop Bath
Merupakan proses yang dilakukan setelah film diproses menggunakan cairan developer. Umumnya stop bath membutuhkan air atau cairan yang mengandung asam asetat, tergantung dengan kebutuhan. Dengan melakukan stop bath, maka proses pembentukan gambar di film akan terhenti.
Fixer
Setelah melalui proses developing dan stop bath, film selanjutnya bisa dicetak dengan bantuan bahan kimia yang disebut fixer. Dengan memberikan cairan fixer, maka gambar yang tercetak di film tidak akan berubah karena sensitivitasnya terhadap cahaya telah hilang.