Fotografi

Istilah Kamera Analog yang Harus Kamu Ketahui

istilah kamera analog

Dalam beberapa tahun belakangan, kamera analog kembali naik daun dan banyak ditekuni oleh anak muda. Hal ini ditandai dengan kemunculan hashtag #35mm yang tidak sedikit, khususnya di media sosial Instagram. Tertarik mencoba? Ketahui dulu istilah-istilah ini, GenK!

Fotografi memang tidak pernah habis untuk ditekuni. Dengan memainkan sudut pandang, selalu ada objek yang menarik ditangkap oleh kamera. Belum lagi kemunculan kamera mirrorless dan kamera digital yang semakin canggih, membuktikan bahwa manusia selalu tertarik untuk mengabadikan momen yang berkesan.

Namun, di tengah perkembangan dunia yang semakin digital, selalu ada kerinduan untuk kembali ke masa lampau, termasuk ke dalam fotografi analog. 

Analog vs Digital

kamera analog 1

Kamera analog vs kamera digital (sumber: blueisme.com)

Baik analog maupun digital, sesungguhnya sama-sama bisa menghasilkan foto yang baik. Keduanya juga memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Meski begitu, banyak orang yang menyukai hasil foto analog karena kualitas gambarnya yang baik dan tidak perlu melakukan retouch supaya terlihat lebih bagus.

Jika biasanya kamu bisa melihat preview foto lewat kamera digital, pengalaman yang berbeda akan kamu dapatkan jika bermain dengan kamera analog. Kamu tidak bisa melihat terlebih dahulu hasilnya, sehingga kamu perlu mempertimbangkan saat yang tepat untuk membidik kamera. Untuk mengetahui hasilnya, kamu harus melalui proses cuci cetak foto menggunakan serangkaian cairan kimia.

Selain itu, kamu perlu melakukan perhitungan ketika mengambil gambar dengan kamera ini, GenK. Pasalnya, kamera ini tidak menggunakan memori seperti kamera digital yang bisa kamu hapus atau format ulang. Melainkan roll film yang memiliki jumlah frame terbatas.

Jika kamu termasuk salah satu yang mulai tertarik dengan fotografi analog, artikel kali ini akan membantumu memahami istilah-istilah yang sering muncul. Sebagai pemula, penting bagimu untuk menguasai istilah berikut biar tidak salah langkah, GenK. 😄

Shutter

kamera analog 2

Contoh tombol shutter (sumber: kelasfotografi.com)

Terdapat di badan kamera, shutter merupakan bagian yang berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya cahaya yang akan ditangkap oleh film. Shutter dapat terbuka dan tertutup, yang dapat diatur kecepatannya untuk mempengaruhi hasil pemotretan.

Semakin cepat waktunya, maka semakin cepat pula gerakan objek ditangkap oleh kamera sehingga tampak lebih tajam dan jelas. Meningkatkan kecepatan shutter atau shutter speed membuat kamu bisa menangkap objek yang bergerak tanpa menjadi kabur.

Sedangkan shutter dengan kecepatan lambat akan membuat benda yang bergerak terlihat semakin kabur atau buram. Pengaturan ini biasanya digunakan untuk menangkap cahaya-cahaya kendaraan di malam hari sehingga menyerupai garis berwarna. 😁

Pada kamera analog, kecepatan shutter ditunjukkan dalam satu tuas pengendali yang ditandai dengan huruf “B” atau singkatan dari “Bulb”.

Saat menggunakan model tersebut, shutter dikondisikan dalam keadaan terbuka sesuai durasi yang kamu inginkan, GenK. Sedangkan pada beberapa kamera analog pocket, fitur pengaturan shutter sudah disetel dalam kecepatan tertentu.

Film

kamera analog 3

Contoh roll film (sumber: thedarkroom.com)

Ketika kamu menggunakan kamera analog, gambar yang tertangkap akan tersimpan di dalam film. Benda ini wajib kamu persiapkan untuk mulai membidik gambar, GenK. Fungsinya kurang lebih sama seperti memory card yang ada di kamera digital. Bedanya, film hanya berfungsi untuk sekali pakai.

Jika kamu pernah melihat lembaran berwarna coklat yang keluar dari sebuah roll, itulah film.

Gambar yang ditangkap oleh film menggunakan reaksi kimia perak halida yang sensitif terhadap cahaya. Oleh sebab itu gulungan film tersimpan dalam cangkang yang disebut canister, supaya tidak rusak sebelum dipakai.

Setiap frame yang terekspose oleh cahaya dari bukaan shutter, akan menghasilkan gambar laten yang hasilnya bisa menjadi permanen setelah proses pencucian.

Film ini jenisnya juga bermacam-macam, GenK. Baik dari ukuran atau pun tingkat sensitivitasnya terhadap cahaya. Tingkatan tersebut bisa dilihat pada angka 100, 200, 400 atau 800 yang tertera di canister sebuah roll film. Semakin besar angkanya, semakin tinggi pula sensitivitas film tersebut pada cahaya.

Sedangkan dari segi ukuran, ada beberapa film yang dipakai dalam kamera analog yakni 120, 135, dan 4×5. Pada film 120, lebar yang dimiliki berukuran 60mm dan biasanya digunakan oleh kamera medium format dan kamera lomo.

Sedangkan film 135 memiliki lebar 35mm dan merupakan film yang paling umum digunakan. Ada pula film 4×5 yang memiliki resolusi lebih besar ketimbang jenis 120 dan 135. Umumnya digunakan oleh kalangan yang lebih profesional dengan kamera large format.

Film Winder

Kamera analog ternyata memiliki pengaturan berbeda dalam menggulung film yang telah selesai digunakan.

Ada yang bisa memutar roll fan secara otomatis, namun ada juga yang dilakukan secara manual. Baik secara otomatis atau manual, alat ini disebut dengan film winder.

Untuk kamera yang memiliki film winder manual, biasanya terletak di bagian kiri atas. Sedangkan untuk yang otomatis, biasanya aktivasi film winder dilakukan dengan menekan tombol kecil yang ada di badan kamera.

Developer

Untuk mengetahui hasil bidikan dari kamera analog, kamu perlu memproses film dengan bantuan cairan kimia. Salah satunya adalah developer, yakni cairan kimia yang berfungsi untuk menghilangkan lapisan pertama pada film dan memunculkan gambar laten yang terekam di dalamnya.

Ada waktu tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini supaya proses pengembangan gambar dan kenaikkan kontras tidak terus berlangsung. 

Stop Bath

Merupakan proses yang dilakukan setelah film diproses menggunakan cairan developer. Umumnya stop bath membutuhkan air atau cairan yang mengandung asam asetat, tergantung dengan kebutuhan. Dengan melakukan stop bath, maka proses pembentukan gambar di film akan terhenti.

Fixer

Setelah melalui proses developing dan stop bath, film selanjutnya bisa dicetak dengan bantuan bahan kimia yang disebut fixer. Dengan memberikan cairan fixer, maka gambar yang tercetak di film tidak akan berubah karena sensitivitasnya terhadap cahaya telah hilang.

Grain

kamera analog 4

Contoh foto grain (sumber: commons.wikimedia.org)

Jika kamu pernah melihat hasil bidikan kamera analog, beberapa di antaranya ada yang menampilkan bintik-bintik kecil di dalam foto. Bintik itulah yang disebut sebagai grain, yang berasal dari reaksi cahaya dengan partikel kimia.

Ukuran dan tingkat kekasaran bintik ini tidaklah selalu sama, tergantung kepada jenis dan sensitivitas film yang kamu gunakan.

Darkroom

Darkroom atau kamar gelap, merupakan ruangan kedap cahaya yang digunakan untuk memproses dan mencetak film hingga menjadi lembaran foto. Supaya segala aktivitas di dalam darkroom bisa berjalan, digunakan lampu khusus (safelight) yang berwarna merah.

Lab

Karena komunitas dan pengguna fotografi analog semakin banyak, keberadaan lab atau lab service juga semakin menjamur. Sebutan lab ini sesungguhnya istilah kekinian untuk menyebut studio tempat mencuci foto. Biasanya, lab ini juga menjual roll film hingga cairan developer, GenK.


Itulah beberapa informasi tentang dunia kamera analog. Dengan mengenal istilah-istilah tersebut, semoga pengetahuanmu semakin banyak ya, GenK. Kenali juga kelebihan dan kekurangan kamera analog. Serta, ikutlah komunitas fotografi analog dan berdiskusi dengan para anggota di dalamnya supaya ilmumu semakin luas. Selamat belajar, GenK! 🤗

About author

Related posts
Fotografi

Tips Headshot Fotografi, Bikin Potret Profesional Lebih Hidup

Fotografi

5 Angle Fotografi untuk Hasil Profesional

Fotografi

Tips Melakukan Teknik Fotografi Flat Lay untuk Konten yang Ciamik

Fotografi

Foto Biasa Jadi Lebih Menarik dengan Teknik Focus Stacking

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *