
Pernah dengar istilah eating disorder? Eating disorder adalah gangguan makan yang disebabkan faktor psikologis dalam diri seseorang. Banyak banget kalangan public figure yang mengalami gangguan ini, salah satunya karena tuntutan peran atau profesi yang mereka jalani. Ngga cuma itu loh, gangguan ini udah mulai menyebar di khalayak umum, ngga ketinggalan di kalangan remaja. Yuk, kenalan dengan perilaku makan yang menyimpang pada remaja!
Apa itu Remaja?

Sumber Gambar : unsplash.com
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Sedangkan menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun dan menurut badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun serta belum menikah.
Dengan demikian remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa, karena remaja sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun banyak kesalahan.
Masa remaja dan dewasa muda merupakan masa dalam rentang kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai perubahan dan dinamika. Mulai dari perubahan secara fisik-biologis dari seorang anak menuju orang dewasa, yang secara natural membawa perubahan atau bahkan gejolak secara psikologis.
Perubahan bentuk tubuh dan hormonal dapat mempengaruhi munculnya sebuah dinamika suasana hati dan perilaku. Terkait dengan perubahan bentuk tubuh, banyak remaja berusaha menjaga bentuk tubuh agar ideal sehingga banyak remaja yang mengalami body image distortion.
Di mana seringkali menganggap bahwa dirinya gemuk padahal tidak. Kejadian ini berkaitan dengan gangguan perilaku makan pada remaja demi menjaga bentuk tubuhnya.
Perilaku Makan yang Menyimpang Pada Remaja Beserta Faktornya
Sumber Gambar : unsplash.com
Ada 4 jenis eating disorders yang umum terjadi di remaja, yaitu:
1. Anoreksia
Sumber Gambar : unsplash.com
Yaitu kejadian dimana orang yang mengidap dengan sengaja makan dalam jumlah sedikit agar berat badannya rendah. Sangat ketat terhadap jumlah asupan serta kalori yang mereka asup serta keluarkan. Mengalami body image distortion, dimana seringkali menganggap bahwa dirinya gemuk padahal tidak.
Selain itu, persepsi terhadap rasa kenyang terganggu, jadi cepat merasa kenyang bahkan mual padahal porsi makannya kecil (Fikawati et al, 2017).
2.Bulimia
Sumber Gambar : unsplash.com
Kejadian dimana penderita memuntahkan kembali makanan yang mereka makan. Belum tentu pengidap adalah orang yang kurus, namun bisa overweight, normal, atau underweight. Berhubungan dengan binge-eating disorder. Bulimia setidaknya terjadi sekali dalam seminggu dalam 3 bulan (Fikawati et al, 2017).
Bulimia memiliki dua tipe. Pertama adalah tipe pembersih/purging, dimana individu secara teratur memuntahkan makanan atau melakukan penyalahgunaan obat pencahar diuretik atau enema.
Kedua adalah tipe tanpa pembersih/non-purging, dimana individu melakukan kompensasi yang tidak tepat seperti puasa atau olahraga berlebih namun belum melakukan hal-hal yang dilakukan pada tipe purging. Berikut adalah faktor penyebab terjadinya bulimia.
- Faktor keturunan/genetik, dimana apabila ada salah satu keluarga yang pernah mengalami bulimia maka risiko seseorang untuk mengalaminya meningkat.
- Psikologis, risiko meninggi jika ada gangguan psikologis seperti depresi, gangguan cemas, PTSD, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Faktor lingkungan sosial, bulimia dapat muncul dipicu oleh kritikan orang lain terkait berat badan, bentuk badan, dan juga kebiasaan makan.
- Sosio kultural, pengaruh masyarakat sering memunculkan stereotip bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang kurus. (Johnson D., et.al 2017)
3. Binge-eating Disorder

Sumber Gambar : suara.com
Yaitu makan secara berlebihan dan umumnya tidak terkontrol sekalipun sudah kenyang. Emosi seperti kesal, marah, atau sedih dilarikan dengan makan dalam jumlah banyak.
Rasa bersalah setelah makan terlalu banyak membuat penderita kemudian akan memuntahkan kembali makanannya. Binge-eating dan bulimia seringkali berkaitan. Terjadi setidaknya sekali seminggu selama 3 bulan.
Binge-eating tidak berhubungan dengan perilaku kompensasi yang teratur dilakukan seperti memuntahkan/purging, puasa, olahraga berlebihan) yang tidak secara khusus/eksklusif selama anorexia atau bulimia nervosa. (Fikawati, S, Syafiq, A, dan Veratamala, A. 2017)
4. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder
Sumber Gambar : unsplash.com
Yaitu tidak tertarik sama sekali dan menghindari makanan. Penderita tidak takut berat badan naik dan tidak memiliki body image yang buruk. Namun, penderita tidak makan karena tidak suka terhadap bau, rasa, tekstur, dan warna makanan. Mereka juga takut tersedak ketika mencicipi makanan. Tidak ada hubungan dengan eating disorder lainnya.
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara Anoreksia dan Bulimia.
Anoreksia |
Bulimia |
Menghindari makan ketika ada masalah | Makan untuk menghadapi masalah |
Kebanyakan penderita menyangkal memiliki gangguan perilaku makan | Kebanyakan penderita menyadari mengalami penyimpangan perilaku makan |
Penurunan BB terlihat lebih jelas 25 %// lebih | Penurunan BB tidak sejelas anoreksia 10 %-15 % |
Terjadi amenorea pada perempuan | Tidak terjadi amenorea pada perempuan |
Penurunan konsumsi makan, menyangkal perasaan lapar, mengurangi konsumsi lemak | Pola makan berubah, antara binge eating dan puasa. Kebanyakan penderita merahasiakan kondisinya |