
Pernah nggak kamu ngerasain kok, kayaknya setiap kali mengirim resume dan lamaran kerja ke suatu perusahaan, entah itu lewat e-mail ataupun aplikasi online, nggak jauh beda dengan melemparkannya ke lubang hitam? Kamu melamar, dan nggak sampai 1 menit berselang langsung ada jawaban, ‘Terima kasih telah melamar’. Itu saja, nggak ada kalimat lain. Sama sekali nggak ada harapan, dan kamu nggak pernah lagi mendengarnya.
Apa sih, yang sebenarnya terjadi? Kita semua berusaha keras untuk menciptakan kesan pertama yang baik, tapi mungkin aja yang kamu lakukan salah. Lamaran kerjamu nggak dianggap, bahkan sama sekali nggak dilirik. Nah, alasannya ada di bawah.
1. Resume Terlihat Mewah, Tapi Nggak Mudah Dibaca

sumber: umeshmanpower.com
Nggak sekali dua kali kita mendapati resume desainer yang sangat bagus di internet. Nggak disangkal juga, beberapa di antaranya terlihat super keren, sehingga kita pun tergoda untuk meniru gayanya. Akan tetapi, harus diingat bahwa resume adalah dokumen fungsional. Kebanyakan perekrut nggak mau menghabiskan lebih dari 1 menit untuk meneliti uraian resume yang ditulis dalam bentuk spiral. Mereka juga nggak merasa tertantang untuk menyatukan perkembangan kariermu yang terangkum di indografik. Nggak perlu mewah, resume yang baik itu yang mudah dibaca dan mencakup seluruh informasi penting tentang pengalamanmu.
2. Lamaranmu dalam Format yang Salah

sumber: thebalancecareers.com
Eits, ini bukan tentang penggunaan poin atau tidak, melainkan tentang instruksi format. Ketika melamar kerja, kamu diminta untuk mengirimkannya dalam format PDF, tapi kamu malah mengirimnya dalam bentuk Word. Memang sepele, tapi resume yang kita kirimkan akan secara otomatis masuk ke dalam sistem. Ketika format yang kamu gunakan nggak sesuai, hal ini mengharuskan perekrut mengubahnya ke format yang sesuai. Jadi, lupakan dan jangan berharap karena sudah pasti resumemu masuk ke folder trash.
Memasukkan informasi yang nggak berkaitan dengan pekerjaan demi bikin perekrut takjub saat membaca resumemu juga sama sekali tidak disarankan. Kamu bisa memasukkan informasi usia melalui tanggal kelulusan. Memberitahu tanggal lahir, nomor jaminan sosial, hobi, status perkawinan, agama, golongan darah dan hal-hal lain yang nggak ada hubungannya adalah ide buruk. Resume adalah daftar mengenai keterampilan kerjamu, bukan hal lain. Oh iya, jangan sampai tertukar ya antara CV dan resume. Cari tahu perbedaan CV dan resume agar kamu tidak salah kirim lagi di masa yang akan datang.
3. Penggunaan Bahasa yang Terlalu Berlebihan

sumber: ctofficerecruitment.co.uk
Bukan hal yang salah kok, kalau kamu ingin menunjukkan bahwa dirimu cerdas. Semua pelamar kerja seperti itu. Tunjukkan semua itu dalam lamaran kerjamu. Tapi nggak perlu sampai menggunakan pilihan kata atau diksi yang nggak tepat. Menggunakan kata-kata yang nggak dipakai orang normal justru bikin lamaranmu dipandang sebelah mata. Pilihlah bahasa yang sederhana dan jelas untuk mengungkapkan hal-hal hebat apa saja yang sudah kamu capai selama ini.
Kamu juga nggak perlu sampai bohong untuk menunjukkan kamu punya hal spesial melalui dokumen yang kamu kirimkan. Percayalah, perekrut tahu siapa yang jujur dan siapa yang bohong. Mereka punya pengalaman membaca ratusan atau bahkan ribuan lamaran pekerjaan. Hanya dari selembar dokumen mereka bisa melihat kebenaran.