
Nggak cuma arsitek saja yang perlu membuat kerangka sebelum mulai membangun rumah, tetapi sutradara juga perlu membuat kerangka sebelum mulai memproduksi film. Di dalam kerangka film, seorang sutradara harus paham betul bagaimana kerangka cerita dan kerangka karakter yang dibuat pada tahap pra produksi. Nantinya kerangka ini akan berguna layaknya tulang punggung film. Supaya lebih tahu perbedaan kedua kerangka tersebut, yuk simak informasi berikut!
Kerangka Cerita
Apa value dan motif utama yang membuat seorang sutradara ingin mengangkat sebuah cerita ke dalam film? Kenapa orang harus menonton film tersebut? Sutradara adalah seseorang yang memiliki peran vital, karena harus bertanggung jawab atas semua arahan yang ia berikan, baik dari segi cerita maupun visualnya. Sebagai seorang sutradara, kamu harus membuat kerangka cerita terlebih dahulu.
Nantinya, kerangka inilah yang akan menyatukan film buatanmu dengan alur yang jelas sehingga imajinasi penonton nggak terganggu.
Macam-Macam Alur Cerita atau Plot
Pernah menonton film yang ceritanya flashback ke masa lalu? Ini bukan sembarang cerita loh, karena semuanya sudah diatur berdasarkan alur cerita atau plot. Adapun tiga macam alur cerita atau plot yang perlu kamu ketahui:
- Alur maju, merupakan yang paling umum ditemukan dalam sebuah cerita film. Setting waktu teratur dengan pengenalan tokoh, latar, tempat, waktu, dan peristiwanya selalu maju ke masa depan. Polanya yaitu tahap eksposisi, konflik, konflik memuncak, konflik menurun, dan resolusi.
- Alur mundur, merupakan kebalikan dari alur maju yang berisikan cerita kilas balik karakter dalam menjalani kehidupan. Pola ceritanya yaitu resolusi, antiklimaks, klimaks, muncul konflik, dan eksposisi.
- Alur maju-mundur (campuran), merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Biasanya cerita dimulai dari bagian klimaks yang mundur ke tahap eksposisi supaya penonton bisa tahu bagaimana awal mula konflik muncul. Meskipun konflik berada di awal, tapi tahap resolusi tetap berada di akhir cerita.