GenK STORY

Marishka Soekarna, Role Modelku Seorang Mama

Menjadi seorang perempuan dan generasi muda sekaligus, membuat saya seringkali berpapasan dengan situasi menantang khususnya untuk menjadi kreativv–iya kreatif, GenK.

Dari hari ke hari, anak muda rasanya kian dituntut untuk berjuang di industri kreatif yang kompetitif. Belum lagi ketika mandeg dan kesulitan dalam mencari cara menjadi kreatif.

Pertama, kesulitan yang dialami adalah ketika mencari inspirasi dan referensi. Banyak yang bilang kalau internet memudahkan dan menjadi jalan menuju Roma. Internet bagai jendela dunia baru, yang menggeserkan buku. Tapi ternyata kemudahan yang ditawarkan internet membuat saya mudah terlena dan terus beralasan, “Ah, nanti saja, tinggal browsing kan gampang“.

Internet telah memangkas tahapan-tahapan dalam mencari dan membandingkan secara langsung suatu objek yang dahulu harus dilakukan di era analog. Kemudahan ini membuat saya malas dan cenderung berpatokan kepada suatu tren yang sedang hangat. Alhasil, apa yang saya buat tidak terasa maksimal. Ada nuansa yang cenderung seragam dan banal, atau bisa dibilang “ya nggak kreatif-kreatif amat“.

Untungnya banyak artikel di Kreativv ID yang insightful dan tidak bertele-tele, yang bisa saya jadikan referensi.

Kedua, saya sering merasa terbatas dalam menemukan role model yang sekiranya menyuarakan pemikirannya sebagai perempuan. Saya tidak bilang bahwa pria tidak bisa dijadikan role model, namun menjadikan perempuan sebagai role model menimbulkan suatu kedekatan tersendiri. Setidaknya, kami berada dalam perahu yang sama, sebagai perempuan.

Saya senang menggambar, juga menulis. Keduanya ternyata saling melengkapi. Apa yang saya sampaikan secara visual, menjadi lengkap jika diberi narasi entah satu atau dua paragraf. Saya sadari, untuk konsisten menjadi kreatif ternyata sulit. Sampai akhirnya saya menemukan sosok yang begitu inspiratif dan konsisten dalam berkarya seperti Marishka Soekarna.

Pertemuan saya—secara online—dengan  Marishka berawal di masa kuliah di tahun 2014. Ia hadir dalam akun Instagram @drawmama, yang dari namanya saja memprovokasi untuk berpikir “Wah, ini mama-mama yang suka nggambar“. Saya pikir saat itu: “Hebat juga perempuan yang sudah menjadi ibu tetap aktif berkarya“. Dan ketika saya scroll gambar-gambarnya, saya otomatis naksir.

Karya Marishka hadir dengan figur-figur perempuan yang kebanyakan hanya menggunakan pakaian dalam. Namun, ketimbang menghadirkan nuansa sensual, karya-karya tersebut justru lebih merepresentasikan dunia perempuan, kegelisahan serta segala isinya. Buat saya, sangat menarik untuk melihat karya yang menampilkan figur perempuan dari perspektif perempuan pula. Karena, selama ini banyak karya seni yang menampilkan figur perempuan, namun dari perspektif laki-laki yang cenderung menggambarkan perempuan sebagai sesuatu yang cantik, indah dan mempesona. Selain itu, menampilkan figur perempuan hanya dalam balutan pakaian dalam cukup provokatif, sehingga saya semakin penasaran untuk mengikuti perkembangan karya-karya di akun @drawmama.

Tidak mengherankan apabila buat saya, menjadikan Marishka sebagai sosok pahlawan kreativv yang inspiratif. Ia menjadi contoh nyata bahwa berkarya haruslah konsisten dan tekun. Perlu waktu yang panjang untuk terus menerus menampilkan ciri khas yang berasal dari hati. Tak lupa, saya salut ketika Marishka menjadikan karyanya sebagai media untuk mengeluarkan pikiran dan pengalamannya sebagai perempuan, yang mungkin juga mewakili banyak orang.

Saking sukanya saya kepada seniman lulusan Seni Grafis Institut Teknologi Bandung ini, saya begitu antusias mengangkat karya-karya Marishka dalam penelitian tugas akhir kuliah beberapa tahun lalu. Ia tidak hanya menjadi asupan yang memancing kreativitas saya dalam menggambar, namun juga dalam bentuk tulisan. Kesenangan saya juga bertambah ketika Marishka sempat berkolaborasi dengan Morfem, salah satu band yang saya sukai, untuk rilisan single “Tersesat di Antariksa”. Setidaknya saya bisa punya karya seniman kesukaan dalam bentuk fisik, walaupun hanya cover kaset.

Sampai sekarang, karya-karya Marishka masih menjadi inspirasi yang memotivasi proses kekaryaan saya. Meski gaya kami berbeda, setidaknya saya telah menemukan panutan dan pahlawan kreativv yang patut ditiru etos kerjanya. Dan yang pasti, jangan pernah berhenti berkarya dan terus berkontribusi sebagai generasi #IndonesiaKreativv.

About author

Related posts
GenK STORY

10 Produk Skincare Terbaik dari Lisna Beauty untuk Kulit Sehat dan Glowing

GenK STORY

Sosok Kusni Kasdut, Perampok Ulung yang Dijuluki “Robin Hood Indonesia”. Pernah Curi Emas di Museum Nasional!

GenK STORY

Butala 2022: Mulai dari Aku - Online Interactive Talk Show

GenK STORY

Dorno Si Kucing Ngeselin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *