Buat kamu para calon arsitek, pastinya di masa yang akan datang bakal membuat Portofolio Arsitektur bukan? Hal tersebut pastinya harus dilakukan secara teliti dan nggak boleh melewatkan detail kecil sekalipun karena itu pastinya akan berpengaruh kepada karir dan juga reputasimu sebagai ahlinya dalam bidang arsitektur. Dibutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam membuat portofolio arsitektur bukan?
Maka dari itu, pastinya kamu mesti ‘menyiapkan bekal’ terlebih dahulu untuk mematangkan portofolio kamu agar nampak menarik nantinya. Terdapat beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam membuat sebuah portofolio, khususnya portofolio arsitektur. Penasaran kan? Berikut adalah 3 tips jitu cara membuat portofolio arsitektur yang harus kamu ketahui sebagai seorang calon arsitek nantinya!
-
Sesuaikan Dengan Profil Kantor
Sumber Gambar : tmint.co
Hal yang kamu nggak boleh lewatkan dalam membuat sebuah portofolio arsitektur adalah dengan menyesuaikan portofolio kamu dengan profil kantor yang ingin kamu lamar. Dalam hal ini, kamu perlu melakukan riset dengan baik agar bisa nampak ‘menarik’ di mata perekrut. Cari tau bagaimana filosofi dari kantor yang ingin kamu lamar, lalu sesuaikan dengan isi dari portofolio kamu yang telah dibuat.
Kamu juga bisa menampilkan desain arsitektur yang “nggak biasa” dan perlu dijelaskan secara hati-hati dan rinci untuk membuat perekrut semakin tertarik. Meski begitu, kamu nggak boleh sembarangan melakukan hal ini karena ini bergantung pada riset yang kamu lakukan. Akan menjadi ‘kabar baik’ jika hasil dari risetmu mengatakan bahwa kantor tersebut ‘terbuka’ terhadap arsitektur baru.
-
Konsep Teoritis
Sumber Gambar : good-resume.com
Yang kedua adalah dengan menggunakan konsep teoritis yang dimana dapat membuat kamu memiliki landasan berpikir yang kuat terhadap efektivitas dan efisiensi dari presentasi tentang portofolio kamu. Hal ini bisa menjadi gambaran akan pengetahuan atau kecerdasan yang kamu miliki dalam bidang arsitektur. Karena selain akademik, proyek teoritis juga bisa meningkatkan daya tarikmu bagi perekrut.
Dengan menggunakan konsep teoritis, membuat portofolio yang kamu miliki menjadi lebih ‘berbobot’ karena akan memperlihatkan sejauh mana kualitas atau kemampuan analitis yang kamu miliki. Karena itulah, penguasaan teori dalam hal ini adalah konsep teoritis yang bisa kamu gunakan menjadi hal penting yang dimana suatu teori harus disampaikan secara efisien dari seefektif mungkin.
-
Memperhatikan Penempatan Objek
Sumber Gambar : tumblr.com
Secara visual yang perlu diperhatikan dalam portofolio arsitektur adalah penempatan objek yang dimana dalam hal ini adalah gambar proyek yang akan kamu masukkan. Akan lebih baik jika kamu memikirkan hal ini secara matang. Hal itu karena kamu perlu untuk mendapatkan gagasan umum yang mudah dimengerti oleh perekrut, khususnya terhadap suatu proyek yang ingin kamu tampilkan.
Kamu juga harus menyampaikan detail arsitektur dalam perbandingan 1:1 atau 1:2, karena hal tersebut dapat menekankan perhatian yang kamu lakukan terhadap konstruksi serta ketepatan sebuah desain tanpa adanya unsur “melebih-lebihkan”. Dengan begitu, perekrut akan mudah mengerti dan dapat secara cepat memahami apa yang ingin kamu sampaikan melalui objek yang kamu tampilkan tersebut.
Dan itu dia, beberapa tips jitu yang wajib banget kamu tau sebagai bekal nantinya dalam membuat portofolio arsitektur. Dengan begini, bisa dikatakan kamu 1 langkah lebih maju loh daripada teman kamu yang juga sesama calon arsitek! Bukan cuma tau, alangkah baiknya beberapa tips tersebut benar-benar kamu aplikasikan dan juga kamu manfaatkan secara maksimal ya Genks!
