
Generasi Z terpapar dengan teknologi, bahkan sejak mereka masih bayi, sehingga mereka sangat mudah beradaptasi dengan teknologi terbaru. Mereka adalah generasi yang paling inklusif dibanding generasi pendahulunya. Terutama mereka yang hidup di perkotaan, mereka dikelilingi orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Mereka terbiasa menguasai beberapa hal sekaligus. Dalam hal mendapatkan pekerjaan, misalnya. Tidak lagi harus lulus kuliah dulu baru mencari pekerjaan. Bahkan sejak mereka sekolah pun sudah ada yang bisa mencari uang sendiri lewat berbagai cara, termasuk lewat media sosial. Nah, bagaimana cara menarik atensi generasi Z di media sosial terutama untuk kepentingan marketing?
1. Temukan Representasi dari Berbagai Latar Belakang

Sumber Gambar : thenectargroup.com
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gen Z terbiasa dengan lingkungan dengan latar belakang yang berbeda-beda sejak kecil. Terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Jadi kalau perusahaanmu akan membuat iklan atau konten, tapi baru ada orang dengan tipe yang sama, ini mungkin bakal kurang menarik perhatian gen Z.
Misalnya iklan sampo yang modelnya semuanya berambut lurus dan panjang plus berkulit cerah, kemungkinan besar tidak akan menarik perhatian gen Z. Beda kalau di iklan sampo itu kita menampilkan model dengan jenis rambut yang beragam. Tetap ada yang lurus dan panjang, rambut pendek, ikal, keriting, hingga kribo, iklan ini pasti akan lebih menarik atensi gen Z.
2. Libatkan Orang-orang dari Grup Target

Sumber Gambar : pilarsboutique.com
Pastikan untuk melibatkan generasi Z yang sebenarnya di dalam tim marketing atau tim kreatif kamu, karena hanya merekalah yang paling mengenal generasi mereka sendiri. Saran langsung dari generasi Z adalah yang terbaik dan bisa jadi yang paling membantu untuk menarik perhatian gen Z di media sosial, dibandingkan saran dari generasi lainnya.
3. Utamakan Autentisitas

Sumber Gambar : creativepathwayslifecoach.com
Beda dengan generasi milenial yang cenderung serba seragam, generasi Z lebih individual. Misalnya dalam hal selera. Mereka tidak bisa disamaratakan satu sama lain. Artinya, tiap individu punya selera sendiri. Mereka bisa memutuskan sendiri apa yang mau mereka lakukan, siapa yang mau mereka suka, apa yang mau mereka tonton dan apa yang mau mereka dengarkan.
Pitching dalam marketing yang merupakan hal biasa di generasi sebelumnya, bisa jadi sia-sia bagi generasi Z. Misalnya kita menyajikan foto dan video yang super keren dan sempurna, ini justru bisa membuat generasi Z tidak tertarik. Sebaliknya, mereka bisa lebih tertarik pada hal-hal yang tidak terlalu sempurna dan terlihat seperti dipoles. Intinya, selama niatnya tulus, generasi Z justru lebih mudah tertarik.
4. Bersikaplah Lebih Terbuka

Sumber Gambar : viewthevibe.com
Anak muda tak akan tertarik kalau kita selalu mau melakukan hal dengan cara yang itu-itu saja, apalagi cara yang selalu kita lakukan dari dulu. Kalau kita memaksakan hal ini, bisa-bisa generasi Z akan kehilangan minat sama sekali. Kalau mau mereka tertarik, kitalah yang harus berpikir seperti mereka. ‘Thinking outside the box’ mungkin terdengar terlalu klise, tapi memang inilah intinya generasi Z.
Jangan takut dan ragu untuk mencoba hal baru. Cobalah bersikap terbuka dengan pendekatan yang baru, meski belum pernah kamu coba atau dengar sebelumnya. Generasi Z cenderung sangat eksperimental. Memang, kita tidak bisa mengharapkan mereka sempurna, tapi justru proses inilah yang membuat kita banyak belajar dari mereka sekaligus mendekati mereka.