Creativepreneur and Career

Meningkatkan Bisnis dengan Human Instinct Agar Brand-mu Dikenal dan Dicintai

Tahukah kamu, di Indonesia ada lebih dari 65 juta pelaku UMKM? Wah, bisa kamu bayangin nggak, setiap harinya ada berapa brand baru yang terlahir, GenKs? Di tengah ramainya tren ini, kita tentu cukup kesulitan membangun brand agar lebih dikenal dan unggul melawan brand-brand lain yang sejenis dan lebih dulu muncul. Eits, jangan takut untuk terus berjuang, guys. Karena di sini kami akan membagikan rahasia untuk meningkatkan bisnis dengan human instinct.

Seperti diungkapkan Professor Scott Galloway, pakar di dunia bisnis dan marketing, dibutuhkan 4 insting manusia untuk membuat brand jadi lebih dikenal dan dicintai. Berkat keempat elemen ini banyak merk global yang berhasil meningkatkan valuasi brand-nya hingga angka triliunan, lho, guys!

Menurut Galloway, suatu brand perlu memposisikan dirinya untuk berinteraksi dengan pelanggan melalui salah satu dari keempat hal itu. Apakah brain, heart, gut atau genital. Yuk, kita bahas satu per satu dari 4 hal dari human instinct di bawah ini, GenKs:

#1: Brain (Otak)

Sumber Gambar : akarmula.id

Insting berpikir menjadi hal pertama yang bisa kita pilih untuk mengajak berbicara customer. Semua manusia suka banget terlihat pintar. Kita benci kalau terlihat bodoh dan nggak tahu apa-apa. Hayo, ngaku deh!

Contoh brand yang memanfaatkan insting berpikir untuk meningkatkan brand-nya adalah Google. Seperti kita tahu, Google adalah tempat pertama yang dituju orang ketika butuh pencerahan informasi. Berbekal informasi yang kita dapatkan dari Google, kita sangat terbantu. Selain itu, kita juga jadi bisa terlihat lebih pintar dan serba tahu.

#2: Heart (Perasaan)

Sumber Gambar : akarmula.id

Facebook adalah contoh brand yang mengumpulkan keuntungan hingga triliunan yang memanfaatkan insting perasaan untuk berinteraksi dengan user-nya.

Karena Facebook kita jadi bisa merasaan kebahagiaan ketika bertemu kembali dengan teman-teman masa kecil. Kita bahkan bisa terhubung ke saudara yang terpisah jarak dan waktu.

Jika ingin pelanggan merasa selalu dekat dengan merkmu, pastikan kamu memanfaatkan insting perasaan untuk menciptakan arti kedekatan.

#3: Gut (Perut)

Human Instinct

Sumber Gambar : akarmula.id

Yang dimaksud dengan perut dalam upaya meningkatkan bisnis dengan human instinct di sini adalah kebutuhan sehari-hari.

FYI, per Agustus 2021 lalu, valuasi Amazon mencapai angka US$1.620 triliun, lho, GenKs! Seperti yang kita tahu, Amazon adalah brand yang memanfaatkan insting gut. Brand asal Amerika Serikat ini berbisnis dengan pelanggannya yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Amazon punya beberapa sub-brand yang hadir untuk menjawab semua kebutuhan pelanggannya. Mulai dari Amazon Kindle, Whole Foods Market dan lainnya.

#4: Genital (Genital)

Human Instinct

Sumber Gambar : akarmula.id

Terakhir ada insting genital yang bisa kamu pilih kalau ingin brand-mu memberikan rasa percaya diri pada para pelangganmu, guys. Dengan rasa percaya diri, customer dari merkmu akan yakin bahwa mereka terlihat lebih menarik di depan gender lain.

Galloway menyebut brand Apple sebagai contoh dari insting genital.

Coba saja kamu membayangkan dirimu lagi duduk di cafe mengerjakan job dengan laptop berlogo apel dan laptop bergambar nanas. Mana yang paling bikin kamu merasa lebih pede, GenKs? Pastinya laptop apel, kan?

Yups, kita semua meyakini bahwa brand Apple biasa dikaitkan dengan status kemapanan seseorang. Pengguna produk-produk besutan Apple digambarkan sebagai orang dengan kondisi finansial yang mapan. Mereka juga terlihat lebih keren.

Sudah siap meningkatkan bisnis dengan human instinct dan meraup keuntungan hingga triliunan seperti Google, Facebook, Amazon dan Apple, kan, GenKs?

About author

Related posts
Creativepreneur and Career

Stress Testing dalam Pengembangan Software

Creativepreneur and Career

Serba-serbi Bisnis Minuman Yang Perlu Kamu Ketahui

Creativepreneur and Career

Seberapa Penting Persiapan Pasca Produksi dalam Pembuatan Video?

Creativepreneur and Career

Peluang Bisnis Mie Kekinian di 2023, Masih Ada Kesempatan Sukses?