
Sudah pernah mencoba membuat to do list untuk meningkatkan produktivitas tapi yang berhasil dilakukan tidak sampai setengahnya? Jangan sedih, kamu tidak sendirian. Sebuah survei dari apps to do list iDoneThis menemukan, 41% dari daftar tugas harian itu bahkan tidak pernah diselesaikan orang-orang.
Padahal, bikin to do list yang mencangkup pekerjaan dan urusan personal juga tidak sebentar. Butuh alokasi waktu untuk bagi-bagi tugas A ada di hari apa, tugas B baiknya selesai di hari apa. Maskeran tiap hari apa, lalu meditasi tiap hari apa. Alhasil, waktu persiapan buat jadi produktif malah jadi tidak produktif.
Psikolog Adam Grant dalam TED Talk juga bilang, to do list kini tak lagi jadi penanda utama efisiensi dan produktivitas kita. Daftar tugas harian ini malah membuat kita secara tidak sadar bisa merasa kebanyakan tugas, karena setelah check list satu tugas, muncul lagi tugas baru yang harus dikerjakan demi menuntaskan to do list.
Senada dengan Grant, pembawa acara kenamaan Oprah Winfrey kemudian menawarkan alternatif to do list, yakni to don’t list. Daftar hal-hal yang tidak boleh dilakukan ini bisa membantu kamu untuk bisa fokus untuk menghindarinya, sehingga lebih produktif melakukan yang seharusnya kamu lakukan.
Tidak Membuang To Do List Sepenuhnya
To do list memang membantu kamu untuk mengecek lagi apa yang ingin kamu lakukan hari ini. To do list membuatmu merasa menyelesaikan sesuatu hari ini, sehingga hari ini terasa produktif, waktu tak terbuang percuma.
Dengan kata lain, to do list menjaga kamu untuk tetap di jalurnya, menyelesaikan tugas-tugas dengan teratur dan efisien.

Contoh to do list (sumber: unsplash.com)
Namun yang perlu dihindari, jangan sampai tugas-tugas ini membuat kamu membebani diri sendiri dengan daftar centang yang kian panjang. Jangan sampai tugas-tugas ini mendikte kamu untuk menjalani hari. Kamu bukan robot yang dirakit untuk menuntaskan seisi to do list.
Jika kamu terus-menerus menambah deretan tugas dan tanggung jawab baru di to do list saja, akan ada waktunya ketika kamu merasa kewalahan. Tugas-tugas ini jadi tidak lagi semenyenangkan semula. Energimu untuk melakukannya pun tidak sepenuh yang dulu.
Pada akhirnya, kamu jadi mempertanyakan apa yang sebenarnya kamu cari dengan menyelesaikan deretan tugas yang tidak usai-usai ini. Nah, ketika daftar tugas harianmu kian panjang inilah, kamu membutuhkan to don’t list.
Pada dasarnya, to don’t list adalah daftar hal-hal yang kamu tidak ingin lakukan. Tidak ingin lakukan dalam konteks ini mencangkup kegiatan yang kamu ingin berhenti lakukan, atau tugas yang tidak ingin lagi kamu lanjutkan, karena mengganggu produktivitas sekaligus kebahagiaan kamu menjalani hari.
Yang Mana yang Termasuk To Don’t List

Ilustrasi membuat to don’t list (sumber: unsplash.com)
Untuk menangkis to do list yang mulai membuat kewalahan, kamu bisa mulai menyusun to don’t list. Begini caranya:
Klasifikasi mana yang ingin kamu lepaskan
Mulailah dengan mengidentifikasi aktivitas apa saja yang membuat kamu merasa terpaksa melakukannya, padahal bukan prirotas sehari-hari. Cek juga kegiatan-kegiatan yang menghabiskan banyak waktumu tapi tidak membuatmu lebih produktif. Cobalah belajar mengatur skala prioritas.