
Sebagai seseorang yang bergelut di dunia film, kamu pasti pernah dong mendengar istilah mise en scene? Di sini kami akan membahas tentang apa itu mise en scene dan apa saja unsur-unsurnya di dalam sebuah produksi film. Yuk disimak!
Mise en scene adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seluruh aspek visual yang ada pada saat memproduksi film atau pertunjukan teater. Seperti setting, properti, aktor, kostum yang digunakan, lighting, dan lain-lain.
Semua yang muncul di dalam frame merupakan bagian dari mise en scene. Istilah yang dibaca mis ong sen ini berasal dari bahasa Prancis yang artinya meletakkan satu subjek di dalam adegan. Pertama kali dipopulerkan oleh kritikus Prancis yang memang berkecimpung di dunia teater pada tahun 1950-an. Wah sudah lama banget!
Meski begitu, mise en scene masih diterapkan sampai detik ini karena memiliki peran penting dalam pembuatan film atau tata panggung pertunjukan teater. Buat kamu yang ingin belajar tentang filmmaking wajib banget mencari tahu lebih dalam soal teori yang satu ini.
Unsur Dasar Mise en Scene
Mise en scene adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan yang matang untuk segala aspek yang terlihat di sebuah adegan.
Apabila perancangannya sudah tepat, sebuah narasi pun dapat disulap ke dalam bentuk visual yang memukau. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat merancang mise en scene. Yuk disimak!
1. Setting dan Properti

Set di pentas teater (sumber: katefulop.com)
Unsur dari mise en scene yang paling utama adalah setting dan properti. Setting merupakan tempat sebuah adegan dimainkan baik itu indoor maupun outdoor. Tujuannya untuk memberikan keterangan seputar lokasi dan waktu dalam film sesuai breakdown naskah yang sudah dibuat oleh script writer dan sutradara.
Sedangkan properti merupakan semua barang yang menempel pada pemain. Misalnya pakaian, aksesoris, atau tongkat sihir jika ia berperan sebagai penyihir. Keduanya sama-sama penting sebagai pendukung cerita yang nantinya akan dikemas secara artistik dengan berbagai aspek.
2. Make Up dan Kostum Pemain
Setiap pemain biasanya menggunakan pakaian dan make up yang khas untuk memperkuat karakteristik. Sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang pemilihan model pakaian dan warna yang digunakan. Kamu dapat mempertimbangkannya sesuai psikologi warna seperti yang pernah kami bahas di artikel sebelumnya.

Kostum menggambarkan karakter pemain (sumber: vimeo.com)
Selain mencerminkan karakter, pemilihan make up dan kostum dapat menjadi simbol terhadap sebuah zaman, negara, budaya, atau status sosial tokoh. Ini berarti pemilihannya tergantung setting yang sudah ditentukan pada poin pertama.
Misalnya film buatanmu ingin menceritakan tentang zaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Berarti kamu harus menyesuaikan kostumnya sesuai dengan tren di zaman tersebut. Gak mungkin tiba-tiba pemain menggunakan celana kulot ‘kan? Ada-ada saja yah.
3. Akting Pemain

Pemain saling adu akting (sumber: cssd.ac.uk)
Saat terdengar kata “Action!” dari sutradara, gerak dan ekspresi pemain langsung berubah. Ia mengikuti karakternya sesuai yang tertulis di naskah, karena inilah saatnya ia beraksi di depan kamera.
Untuk dapat berakting dengan baik dibutuhkan latihan dan pendalaman karakter. Prosesnya tidak akan seinstan saat kamu memasak mie kemasan. Semua gerak tubuh dan ekspresi yang dilakukan pemain merupakan hasil rancangan yang matang bersama sutradara demi menghasilkan mood yang sesuai director shot.
4. Blocking Pemain
Unsur dasar mise en scene yang berikutnya adalah melakukan blocking pemain. Secara pengertian, blocking adalah posisi duduk dan berdiri di atas panggung atau di depan kamera.
Meski posisinya terlihat natural, sebenarnya menggunakan gerakan dan posisi ini sudah diatur sedemikian rupa agar tampak harmonis dengan elemen yang lainnya.

Blocking pemain film (sumber: filmfracture.com)
Posisi ini harus disetujui sutradara terlebih dahulu. Supaya tetap seimbang, utuh, bervariasi, dan ada point of interest-nya. Biasanya blocking pemain sudah dirancang saat membuat storyboard, tergantung bagaimana permintaan sutradara atau Director of Photography.
Buat kamu yang ingin memvisualisasikan adegan dari naskah menjadi ilustrasi gambar, kami pernah menulis cara membuat storyboard lengkap di artikel sebelumnya.
5. Lighting atau Pencahayaan
Pencahayaan adalah komponen yang penting di dalam dunia fotografi dan perfilman, karena fungsinya lebih dari sekadar menerangi set. Setiap intensitas cahaya yang masuk dapat memengaruhi mood dan visual adegan.

Lighting atau pencahayaan syuting (sumber: unsplash.com)
Selain itu, penggunaan lighting yang tepat akan memberikan dimensi agar gambar tidak flat dan membosankan.
Misalnya kamu ingin membuat film horor, gunakan pencahayaan yang minim untuk memberikan kesan seram dan mencekam. Tanpa diketahui, tiba-tiba muncul hantu dari sudut ruangan. Dijamin, penonton pun jadi ikut-ikutan tegang!
Tips: Untuk dapat menguasai teknik pencahayaan pada mise en scene, pelajari dulu tentang dasar-dasar three point lighting. Penjelasan selengkapnya dapat kamu baca di artikel yang pernah kami tulis sebelumnya.
Setiap unsur yang merupakan bagian dari mise en scene memiliki peran penting dalam pembuatan film atau pementasan teater. Untuk itu, coba perdalam lagi setiap unsurnya agar hasil rancangan film buatanmu sesuai dengan konsep awal. Yuk belajar lagi! Semangat!