
Istilah B2B (Business to Business) atau B2C (Business to Consumer) mungkin sudah nggak asing bagi kamu yang menggeluti bidang bisnis. Tapi, pernah nggak kamu mendengar istilah atau model bisnis D2C (Direct to Consumer)?
Nah, model bisnis D2C ini adalah salah satu model bisnis, di mana kamu sebagai pemilik usaha melakukan penjualan tanpa bantuan perantara atau distributor, guys. Mulai dari proses produksi, pengemasan hingga pengiriman ke pihak pembeli, kamu lakukan sendiri tanpa campur tangan pihak ketiga, seperti reseller, dropshipper atau pun retailer.
Meski model bisnis ini disebut-sebut yang paling ideal di tengah pandemi seperti sekarang, tapi sebelum kamu memutuskan untuk memilih model bisnis D2C, ada baiknya kamu cari tahu dulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari model bisnis ini, supaya nggak salah strategi nantinya.
Apa Kelebihan Model Bisnis D2C?

Sumber Gambar : squarespace.com
-
Meningkatkan Keuntungan Bisnis

Sumber Gambar : ivoji.id
Lantaran kamu yang melakukan semua proses penjualan, maka harga produk di pasaran bisa kamu tentukan sendiri. Lain halnya jika kamu dibantu oleh pihak ketiga, sehingga harga produkmu di pasaran pun akan naik karena keuntunganmu harus dibagi dengan perantara itu.
Dampaknya adalah minat konsumen untuk membeli dari tokomu akan berkurang. Satu-satunya solusi cuma dengan menurunkan harga meski keuntunganmu ikut turun.
2. Lebih Mudah Mengidentifikasi Data Konsumen

Sumber Gambar : lokalsupportlokal.id
Model bisnis D2C ‘memaksa’ kita untuk langsung terhubung dengan konsumen. Artinya, kamu jadi lebih gampang mengumpulkan data-data mereka, mulai dari karakteristik konsumen hingga perilaku mereka. Data-data ini bakal sangat berguna untuk menentukan strategi marketing yang akan kamu terapkan.
4. Bebas Menentukan Cara Promosi

Sumber Gambar : vendhq.com
Nggak ada aturan mengikat yang wajib diikuti untuk melakukan penawaran. Jadi, kamu bisa lebih bebas menentukan seperti apa kamu mempromosikan brand, produk atau jasamu pada target pembeli agar penjualan lebih optimal.
5. Hubungan dengan Konsumen Lebih Erat

Sumber Gambar : homesales.com.au
Bisnis model D2C memungkinkan kamu menjalin komunikasi dan membangun hubungan yang lebih erat dengan para konsumenmu. Nggak cuma bisa berinteraksi secara langsung melalui komentar dan DM di akun medsos bisnismu atau lewat website-mu, tapi juga menciptakan keunikan style brand-mu sendiri, GenKs.
Apa Kekurangan Model Bisnis D2C?

Sumber Gambar : johncabot.com
-
Mengatur Supply Chain Sendiri

Sumber Gambar : rebelmouse.io
Semua proses perjalanan produk, mulai dari produksi, pengemasan hingga pengiriman barang sampai ke tangan konsumen menjadi tanggung jawabmu seorang. Di sini, risiko stres sangat besar karena kamu pastinya akan merasa kewalahan menangani semuanya. Tapi dengan keuntungan yang menanti di depan mata, tentu satu kekurangan ini nggak akan jadi masalah.
2. Butuh Waktu Lebih Lama

Sumber Gambar : medicalnewstoday.com
Waktu yang kamu butuhkan untuk mengatur seluruh alur pasokan juga akan sedikit lebih lama. Karena kamu harus melakukan riset sendiri tentang bagaimana cara mengatur alur pasokan yang baik dan efisien. Nggak heran karena beratnya tantangan ini bikin banyak pemula menyerah dari model bisnis D2C.
3. Harus Berhadapan Langsung dengan Konsumen

Sumber Gambar : wixstatic.com
Well, bagi sebagian pebisnis, menjalin koneksi yang dekat dengan konsumen bisa menjadi tantangan berat, lho. Tapi jika tahu triknya, se-newbie apa pun kamu dalam dunia bisnis, kamu pasti bisa mengatasinya. Nah, kuncinya adalah belajar gimana jari customer service yang baik agar bisa menghadapi semua tipe konsumen, guys.
Nah, itulah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model bisnis D2C, GenKs. Semoga bermanfaat, ya!