GenK LIFE

OCD dan Perfeksionis, Si Balada Kembar yang Berbeda

Perfeksionis-vs-OCD

Apakah kamu kerap melakukan suatu hal kecil secara berulang-ulang? Kamu selalu menuliskan detaill aktivitasmu di kalender hingga kegiatan yang paling sepele sekalipun? Atau kamu punya koleksi baju yang diatur berdasarkan warna dan ukuran? Bisa jadi kamu memiliki OCD dan perfeksionis. Eh, emang apa bedanya? Mari simak ulasannya berikut! 

Apa Itu Perfeksionis? 

OCD dan perfeksionis 1

Sumber: pexels.com

Sebelum mengenal perbedaan OCD dan perfeksionis, kamu mesti kenal dengan pengertian masing-masing kondisi. Seperti yang dibahas di artikel Kenapa Milenial Masa Kini Sangat Perfeksionis, istilah perfeksionisme merujuk kepada sifat seseorang yang senantiasa melakukan berbagai hal dengan sempurna. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain, orang perfeksionis akan memberikan perhatian ekstra dalam setiap kegiatan yang dilakukan agar hasil yang didapatkan bisa sesuai dengan standar sempurna menurutnya. 

Dalam beberapa kasus, sifat perfeksionisme dapat memberikan manfaat baik untuk pribadi maupun orang lain. Dorongan yang muncul dalam diri orang perfeksionis membuatnya selalu mengusahakan yang terbaik untuk menghasilkan kualitas pekerjaan terbaik. Apalagi jika perfeksionisnya cenderung ke hal-hal terkait dengan pekerjaan. Dikutip dari Verywell Mind, sifat perfeksionis pada umumnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 

  • Adaptif/perfeksionisme sehat: Jenis perfeksionisme ini dicirikan dengan individu yang memiliki standar tinggi untuk diri sendiri beserta orang lain. Tipe ini biasanya persisten dalam menghadapi tantangan dan memiliki kesadaran diri yang tinggi. Perfeksionisme yang sehat biasa terkait dengan kapasitas profesional seperti pola pikir yang goal-oriented dan skill manajemen organisasi yang mumpuni. 
  • Maladaptif/perfeksionisme tidak sehat: Jenis yang satu ini memiliki dicirikan oleh individu yang senantiasa terjebak dengan kesalahan masa lalu, ketakutan akan membuat kesalahan baru, dan keraguan akan pekerjaan yang dilakukannya. Tipe ini memiliki kaitan erat dengan lingkungan yang memberikan tekanan tinggi seperti dari atasan di tempat kerja maupun dari pihak keluarga.
About author

Related posts
GenK LIFE

Tren Influencer Fatigue Meningkat, Kenapa Konsumen Mulai Bosan dengan Influencer?

GenK LIFE

Fatherless : Bagaimana Peran Ayah Mempengaruhi Pertumbuhan Anak?

GenK LIFE

4 Hal Penyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya

GenK LIFE

Pentingnya 3V dalam Public Speaking Biar Sukses Bicara di Depan Umum