
Untuk dapat membangun sebuah cerita lewat visual dibutuhkan trik khusus, GenK. Sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya, kami akan membahas tentang tips dan trik bercerita lewat photostory. Ayo disimak informasinya!
Pada artikel sebelumnya, kami sudah pernah membahas tentang apa itu photostory dan dasar-dasar penjelasannya. Bercerita lewat foto ternyata masih bisa dikulik lebih dalam lagi, GenK. Kembangkan cerita dengan mengerahkan kemampuan storytelling-mu.
Di samping itu, terdapat tips dan trik tersendiri untuk dapat membangun cerita dan makna yang menarik dari serangkaian foto. Apa saja yah kira-kira? Biar gak ketinggalan informasi, simak tips dan trik cara membuat photostory berikut, yuk! 💁♂️
Mengikat Emosi lewat Foto

Singa memangsa rusa (sumber: pexels.com)
Salah satu faktor yang paling kuat untuk membangun cerita dalam fotografi adalah emosi. Setiap foto yang yang bagus pasti akan memberikan pesan. Sehingga mampu mengikat emosi siapapun yang melihatnya. Karena salah satu tujuan dari photo story adalah memproyeksikan pesan atau perasaan lewat foto.
Sama halnya ketika kamu mengangkat tema seputar kehidupan satwa liar. Di mana beberapa kelompok hewan saling memperjuangkan hidup di tengah rantai makanan yang selalu mengintai. 🙈
Ada induk angsa yang menyelamatkan anak-anaknya dari serangan buaya. Lalu ada pula seekor rusa yang berusaha melarikan diri dari kejaran singa. Nah, dari sana kemudian dapat dibangun menjadi sebuah cerita lewat rangkaian foto yang dirajut secara tepat, GenK.
Filter untuk Mengubah Mood

Temperature dingin untuk photostory (sumber: pexels.com)
Genre film ada banyak macamnya, seperti drama, fantasi, horor, atau aksi. Color grading untuk film bergenre drama dengan horor tentu akan berbeda, karena perbedaan warna dapat membangun mood yang berbeda-beda pula. 😀
Sama halnya dengan photostory yang dapat dimainkan mood-nya lewat pengaturan filter foto. Preset untuk filter foto yang dapat kamu ubah seperti exposure, contrast, hue, saturation, white balance, dan lain sebagainya menggunakan Adobe Photoshop atau Adobe Lightroom.
Menyesuaikan warna dan kisah yang diangkat merupakan cara terefektif untuk mengontrol mood karya fotomu. Meski pengaturan warna dilakukan secara manual, namun akan lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto sesuai dengan konsep yang kamu inginkan.
Efek Black and White

Foto black and white (sumber: pexels.com)
Foto hitam dan putih memang menyimpan sejuta makna. Pesan dari fotografer pun jadi lebih mudah disampaikan karena tidak ada warna yang muncul. Mengapa demikian? Orang yang melihat foto cenderung fokus pada pesan dan emosi dari dalam foto. Ini membuktikan bahwa warna foto hitam dan putih cocok diterapkan untuk photostory, GenK. 😉
Efek hitam dan putih tidak selalu bekerja di semua foto. Dibutuhkan treatment tersendiri untuk masing-masing kondisi saat pemotretan berlangsung. Daripada mengaktifkan mode kamera hitam dan putih ketika memotret, sebaiknya kamu mengaplikasikan efek ini sebagai filter di proses pengeditan.
Selain itu, pengeditan pada proses pengeditan lebih akurat dan detail dibandingkan dengan filter otomatis.
Gunakan Komposisi Framing

Contoh komposisi framing (sumber: pexels.com)
Photostory itu bercerita lewat visual. Selagi kamu memotret, perhatikan juga lingkungan di sekitarnya juga alias jangan fokus pada objek semata. Gunakan teknik komposisi framing untuk menambahkan dimensi pada karya fotomu. 👌
Framing adalah komposisi dasar fotografi yang menempatkan objek utama di posisi tertentu dengan dikelilingi elemen lain di dalam foto yang membuatnya menonjol sebagai point of interest.
Elemen lain yang dapat digunakan sebagai bingkai foto umumnya berasal dari lingkungan itu sendiri, seperti pohon, jendela, cermin, gapura, dan struktur bangunan yang tampil bagaikan membingkai objek utama.
Misalnya kamu ingin memotret angsa yang sedang berenang di danau. Kemudian di bagian tepi frame kamera ada ranting-ranting pohon yang posisinya membentuk sebuah bingkai. Keaslian elemen juga berfungsi untuk menjelaskan lokasi pemotretan berlangsung.
Apakah Single Shot Pilihan yang Tepat?

Memasak rendang (sumber: gourmettraveller.com.au)
Ibarat satu chapter novel yang di dalamnya terkandung berbagai macam adegan, sama halnya dengan photostory. Sejak awal pemotretan berlangsung, coba pertimbangan terlebih dahulu apakah kamu menginginkan single shot atau malah foto berseri yang tentunya lebih detail.
Single shot hanya menjelaskan satu adegan, itupun hanya satu dari puluhan bahkan ratusan adegan yang mungkin terjadi di lokasi.
Misalnya kamu memotret proses pembuatan rendang. Kamu hanya memotret seseorang yang sedang mengaduk rendang di wajan. Padahal sebelum benar-benar memasak, mereka harus menyiapkan bahan dasar makanannya terlebih dahulu, seperti daging, kelapa, bawang merah, bawang putih, cabai, pandan, dan lain-lain.
Jadi, kamu lebih memilih single shot atau fotografi berseri, GenK?🤔
Bermain dengan Insting

Hujan di perkotaan (sumber: lindawisdomphotography.co.uk)
Kamu menemukan peristiwa menarik saat sedang jalan-jalan di tengah kota. Ada penyanyi jalanan, pedagang buah, dan orang-orang yang berlalu lalang. Keluarkan kameramu dari dalam tas, nyalakan, arahkan ke objek yang menurutmu menarik, lalu tekan tombol shutter untuk memotret.
Tak ada salahnya bermain dengan insting. Bagus atau tidak itu masalah belakangan. Karena jika kamu terlalu lama memutuskan untuk memotret atau tidak ketika melihat peristiwa yang menarik, kemungkinan besar kamu akan kehilangan momen emas tersebut, GenK. Hayo… fotografer mana sih yang mau kehilangan momen? 😁
Tips dan trik di atas bisa langsung kamu terapkan untuk membuat photostory. Namun harus kamu ingat bahwa tidak semua kondisi cocok untuk dibuat black and white atau dipotret dengan komposisi framing. Nah, karena sudah tahu tipsnya, langsung dipraktikkan, yuk!