
Sejak dahulu kala dieng terkenal akan keindahan alamnya yang luar biasa, dieng memiliki banyak sekali tempat wisata yang bisa membuat orang kagum akan pesonanya ataupun ceritanya. Bagi para traveller ataupun para pendaki pasti tidak asing dengan yang namanya gunung Prau.
Yap, gunung yang terkenal akan keindahan sunrise – nya ini merupakan salah satu gunung terfavorit bagi para pendaki yang ada di Indonesia terutama di wilayah Jawa Tengah, karena gunung ini termasuk ramah bagi para pendaki sebab memiliki ketinggian 2590 mdpl. Sehingga hanya membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 jam untuk sampai kepuncak ataupun camp area.
Gunung Prau masuk ke dalam 5 administrasi kabupaten yaitu Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kendal, dan juga Batang. Gunung ini mempunyai 6 jalur pendakian yaitu Dieng, Kalilembu, Dwarawati, Patak Banteng, Wates, hingga Igirmranak dan dari semua jalur tersebut, jalur patak bantenglah yang menjadi favorit dan juga popular di kalangan para pendaki, sebab jalur tersebut merupakan jalur tercepat untuk mencapai camp area sehingga jalur tersebut selalu ramai dan tidak seperti jalur – jalur lainnya yang masih terbilang sepi.
Sejarah Gunung Prau
Sumber Gambar : unsplash
Gunung Prau berasal dari kata prahu atau perahu. Dinamakan demikian karena gunung ini terlihat seperti bentuk perahu terbalik dengan bukit disekitarnya yang seperti ombak lautan. Tetapi, ada juga yang menyebut gunung ini seperti bentuk pocong atau posisi mayat yang sedang tidur apabila dilihat dari kejauhan. Karena konon katanya gunung ini sempat bernama gunung mayit/mayat. Namun namanya juga misteri, tidak banyak orang yang tahu soal kebenaran asal usul dari nama gunung tersebut.
Sumber Kehidupan bagi Para Warga sekitar
Gunung ini merupakan sumber kehidupan bagi warga sekitar di kawasan kaki gunung, sebab terdapat banyak sekali penginapan, villa, atau home stay yang berada di sekitaran gunung prau, selain itu para warga juga memanfaatkan lahan di sekitar kaki atau lereng gunung untuk mencari rezeki mulai dari bercocok tanam sayuran, buah – buah an, ubi – ubian, hingga membuka warung di sekitar jalur pendakian.
Flora dan Fauna
Di gunung prau terdapat banyak sekali flora dan fauna yang dapat kita temui ketika melakukan pendakian. Mulai dari burung, macan, harimau, primata, rusa, dan mamalia. Dari semua jenis binatang tersebut burung jalaklah yang sering menampakkan diri. Karena burung tersebut sering turun ke tanah untuk mencari makan. Sehingga sering sekali bertemu dengan para pendaki yang lalu lalang naik ataupun turun.
Ada juga bunga daisy yang sering kita temui di camp area atau bukit–bukit sekitar camp area. Bunga–bunga tersebut tidak tumbuh begitu saja disana, melainkan sengaja ditanam oleh warga sekitar. Tujuannya adalah untuk membuat gunung prau menjadi semakin hijau dan bertambah juga keindahannya.
Sunrise Terbaik se-Asia Tenggara
Keistimewaan yang tidak dimiliki gunung lainnya ialah gunung prau memiliki sunrise yang begitu memukau mata yang di kenal dengan nama golden sunrise, disebut demikian karena ketika matahari terbit warnanya seperti warna kunyit dan keemas – emasan. Bahkan sunrise tersebut diklaim sebagai golden sunrise terbaik di Indonesia dan juga Asia Tenggara, apalagi ditambah dengan pemandangannya mulai dari hamparan bukit – bukit hingga barisan pengunungan yang menjulang tinggi seperti Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi, Andong, Telomoyo, Lawu, Slamet, hingga Ciremai dari kejauhan, sungguh hal tersebut membuat pemandangan terlihat sangat epic dan menajubkan.
Meski terbilang rendah kita tidak boleh mengganggap remeh hal tersebut. Sebab hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi kapan pun. Bila akan mendaki, mendakilah bersama orang yang sudah berpengalaman. Lalu, jangan lupa meminta izin ke orang tua, jangan lupa berdoa.
Ohh yaa, jangan lupa juga untuk menjaga tingkah laku, sopan santun kita sebab bak kata pepatah “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, dimana pun kita berada entah di belahan dunia yang mana selalu ingat untuk menjaga dan menghormati budaya yang berada di tempat tersebut.
Bukan berarti ketika kita berada ditempat asing seperti gunung kita bisa mengotori atau berbuat seenaknya. Sebab di gunung mempunyai aturan tersendiri yang tidak ada di perkotaan.
Jadilah traveller sekaligus penggiat alam yang cerdas, cerdas dari segi pikiran maupun tindakan, dengan cara menjaga perilaku, menghormati aturan setempat dan tidak lupa untuk selalu menjaga kelestarian alam yang kita punya, karena kalo bukan kita siapa lagi?.