
Pernahkah kamu membaca tentang seni biomorphism? Biomorphism berasal dari 2 kata dari Bahasa Yunani, yaitu “bios” yang berarti “kehidupan”, dan “morphe” yang berarti “makhluk hidup. Beda dari jenis karya seni geometri yang mengasosiasikan karya seni dengan benda-benda mati, biomorphism menghubungkan karya seni dengan pola-pola abstrak yang menghubungkan antara makhluk hidup dan alam.
Nggak cuma diwujudkan dalam bentuk karya seni lukisan, banyak banget seniman yang pakai konsep biomorphism ini untuk karya ukir-ukiran hingga perabotan rumah tangga. Hmmm, makin bikin penasaran, kan? Yuk, simak ulasan lebih lengkap tentang aliran seni satu ini.
Sejarah Munculnya Biomorphism

Karya biomorphism (Sumber: theartstory.org)
Aliran seni biomorphism memiliki kemunculan unik. Biomorphism bukan diciptakan oleh pekerja seni murni, melainkan dari seorang penulis. Seorang penulis berdarah Inggris bernama Geoffrey Grigson memunculkan istilah ini di tahun 1935. Tapi, biomorphism baru secara aktif digunakan di tahun 1936 di dalam karya seni pahatan yang dibuat oleh Alfred H. Barr.
Saat itu, ia memamerkan sebuah pahatan berbentuk mirip makhluk hidup di ajang ekshibisi Cubism and Abstract Art yang diselenggarakan di Museum of Modern Art di New York. Para penikmat seni yang menyaksikan karya seni dari Barr mengatakan bahwa karya pahatan tersebut menyimpan energi yang ceria, organik, dan penuh intuisi. Kala itu, karya seni milik Barr ini punya nilai berlawanan yang menarik dengan karya Cubism milik Paul Cezanne dengan pola geometrikalnya.

Contoh karya biomorphism (Sumber: artistsandclimatechange.com)
Awal Mula Persebaran Seni Biomorphism
Alfred H. Barr juga mengatakan bahwa biomorphism adalah sebuah karya seni yang menjadi turunan dari teori seni milik Gauguin. Aliran seni tersebut juga mengalir mulai dari masa Fauvism hingga karya seni lukisan milik Kandinsky yang muncul pada masa sebelum Perang Dunia I. Pada kala itu, Kandinsky mendirikan grup seniman yang berisikan para seniman abstrak populer, seperti Franz Marc, Gabriele Munter, dan August Macke.

Biomorphism untuk interior (Sumber: hisour.com)
Grup seniman tersebut sepakat untuk menggunakan aliran expressionist untuk berbagai karya seni yang dibuatnya. Kandinsky khususnya, selalu menerapkan seni karya abstrak cikal-bakal biomorphism di hampir semua karyanya. Ia berpendapat kalau mengaplikasikan seni abstrak adalah cara paling efektif buat menonjolkan sisi aspirasi spiritual dan pandangan ke masa depan.
Selain jadi penganut aliran seni abstrak garis keras, Kandinsky juga pernah bikin karya seni yang mengusung seni biomorphism, lho. Contohnya adalah pada lukisannya dengan judul “Painting with White Border” yang dibuat Kandinsky pada tahun 1913. Pada lukisan tersebut terdapat pepohonan, seorang penunggang yang menunggangi kudanya, dan naga. Kandinsky memasukkan unsur-unsur organik tersebut di dalam lukisannya. Itulah yang bikin lukisan tersebut punya nilai seni yang unik. Lewat lukisan itu, Kandinsky menggambarkan pengalamannya saat sedang jalan-jalan ke Moscow di tahun 1912.