
Portofolio tidak hanya berbentuk gambar statis saja loh, tapi ada juga yang bentuknya seperti trailer film. Namanya showreel. Seorang filmmaker, video editor, dan animator wajib banget nih bikin video yang satu ini. Yuk, simak!
Mempromosikan diri sebagai seorang pekerja kreatif profesional jelas sangat penting. Terutama saat kamu ingin melamar pekerjaan di perusahaan, bekerja sama dengan perusahaan lain, atau sekadar mendapatkan klien baru. Semuanya diawali dengan personal branding.
Tapi bagaimana cara melakukannya yah? Salah satunya adalah dengan membuat video showreel. Wah apaan tuh? Buat kamu yang masih bingung, di sini kami akan membahas seputar apa itu showreel, apa saja manfaatnya, dan tips membuat video showreel. Mari simak penjelasan selengkapnya!
Apa Itu Showreel?
Selain showreel, video ini juga dikenal dengan nama demo reel dan sizzle reel.
Showreel adalah video yang berisi potongan pendek dari beberapa video yang kemudian diedit menjadi satu file. Bahan video yang digunakan, merupakan kumpulan karya yang sudah kamu buat sebelumnya.
Durasi videonya sekitar 1-3 menit, bahkan ada yang lebih dari itu loh. Sebenarnya tidak ada patokan soal durasi, hanya saja durasi yang singkat dirasa lebih efektif. Video seperti ini digunakan oleh banyak jenis pekerjaan loh, seperti filmmaker, animator, video editor, model, aktor, dan lain-lain.
Kalau karyanya berbentuk video, pasti akan sulit disampaikan jika hanya lewat gambar statis. Akhirnya harus menjelaskan panjang lebar di bagian deskripsi deh. Oh tidak. Itu benar-benar tidak efektif.
Apalagi jika kamu ingin melampirkannya di portofolio. Karena biasanya demo reel digunakan untuk melengkapi resume serta mempromosikan karya kamu ke perusahaan, studio, produser, dan lain sebagainya.
Manfaat Membuat Showreel
Agar makin paha, ada baiknya kami bagi manfaat membuat showreel atau demo reel kedalam beberapa poin. Ini dia manfaatnya!
- Rangkuman karya yang ingin kamu tunjukkan kepada klien.
- Memamerkan skill yang kamu miliki hanya dalam durasi 1-3 menit.
- Sebagai salah satu cara untuk personal branding selain lewat CV.
- Rekaman pencapaian kamu dalam rentang waktu tertentu.
Tips Membuat Showreel
Jadi apa saja faktor yang membuat demo reel kamu bagus? Ini cukup subjektif, karena tidak ada ketentuan yang menjadi patokan khusus. Karena bagus atau tidaknya juga tergantung apa saja karya kamu masukkan dan siapa target sasaranmu. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan supaya kamu dilirik oleh klien atau perusahaan impianmu. Cekidot!
1. Efisiensi durasi video
Di tengah kegiatan yang super padat, tidak ada klien yang memiliki banyak waktu untuk menonton demo reel buatanmu jika disajikan selama 30 menit. Sehingga kamu harus memperhatikan soal attention span atau rentang perhatian klien. Mempersingkat waktu adalah salah satu solusinya.

Ilustrasi mempertimbangkan durasi video (sumber: pexels.com)
Kami merekomendasikan untuk menggunakan waktu 1-3 menit, karena dianggap sebagai waktu yang ideal. Tidak cepat dan tidak lama. Akan tetapi yang sering menjadi kendala adalah ketika kamu kebingungan cara meringkas semua karya yang kamu buat ke dalam durasi tersebut. Pastikan demo reel tidak memakan terlalu banyak waktu dan tidak ada pengulangan klip yang setipe.
Caranya adalah dengan tidak menyimpan klip andalanmu di bagian terakhir. Langsung saja beri kejutan dari awal sampai akhir untuk menarik perhatian secara instan. Hasilnya mereka betah nonton sampai habis deh.
2. Utamakan Kualitas daripada Kuantitas
Hanya menyertakan karya terbaikmu. Mungkin ini terdengar terlalu to the point dan sadis, tapi percayalah bahwa teknik ini ampuh banget kalau kamu ingin dilirik peerusahaan. Jangan buat klien menunggu-nunggu karya pamungkasmu sampai menit terakhir video.

Gambar kamera (sumber: pexels.com)
Untuk jumlah klip yang dimasukkan pun tidak perlu banyak-banyak, yang penting berkualitas. Misalnya hasil proyek besar yang pernah kamu lakukan sebelumnya. Merasa isi video akan sepi karena hanya ada beberapa video yang dimasukkan itu wajar. Namun untuk masalah showreel, kamu mesti banget mengutamakan kualitas daripada kuantitas karya.
Nah, berarti kamu masih punya banyak waktu untuk mematangkan konsep lewat proses kreatif di pra produksi sampai proses finalisasi di pasca produksi.
3. Masukkan Karya Terbaru
Untuk menyelesaikan satu proyek film atau video pastinya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belum lagi harus mengumpulkan budget, kru, peralatan syuting, dll. Makanya tak jarang videografer yang masih memasukkan klip-klip lama karena kurang variatif.Balik lagi soal kualitas dan kuantitas.

Contoh hasil karya video (sumber: pexels.com)
Tidak masalah kalau kamu hanya memasukkan satu sampai tiga jenis video, yang penting itulah karya andalanmu dan masih fresh. Terus, kenapa sih harus yang terbaru? Kalau kamu mencantumkan klip terbaru, otomatis klien akan tahu bagaimana skill yang kamu punya saat ini. Karena skill akan terus berkembang seiring dengan pengalaman baru yang kamu dapat. Jadikan kumpulan karya tersebut sebagai cerminanmu.
4. Cantumkan Data Diri

Contoh kontak (sumber: pexels.com)
Sekarang masuk ke pasca produksi, yaitu proses pengeditan video. Beberapa orang terlalu fokus dengan efek visual dan efek suara, sampai-sampai mereka melewatkan betapa pentingnya sesi pengenalan diri. Dimulai dari yang paling simpel, yaitu nama, jenis pekerjaan, dan kontak. Ini menjadi krusial jika dilewatkan. Klien harus tahu lewat mana mereka harus menghubungimu.
Selain itu, mereka juga harus tahu kamera apa yang kamu gunakan, bagaimana gaya editing kamu, dan software apa yang kamu gunakan. Lampirkan selengkap mungkin walau waktunya sempit.
Itu dia penjelasan singkat seputar showreel. Sebenarnya video bisa kamu unggah di media sosial secara full atau sekadar teaser. Buat demo reel sekreatif mungkin, mulai dari bumper sampai ending video. Semangat!