
2. Measurable

Sumber: pexels.com
Memiliki goals jangka panjang yang besar itu baik, asalkan kamu punya mini goals yang lebih kecil, yang akan membantumu mencapai target besarmu sedikit demi sedikit. Demikian menurut James Tyler Dodge, strength and conditioning specialist and performance coach tersertifikasi di Professional Physical Therapy di New York. Tanpa adanya progress, kamu akan lebih sulit lagi berkomitmen mencapai target.
Maka dari itu, kamu bisa membuat mini goals untuk menciptakan progress, sehingga kamu tahu sampai mana kemajuanmu dalam mewujudkan mimpimu. Misalnya, kamu ingin sanggup berolahraga satu jam setiap hari, maka kamu bisa mulai dengan olahraga lima belas menit per hari. Lalu, seiring berjalannya waktu, terus tambah durasinya hingga kamu mencapai targetmu.
3. Achievable

Sumber: pexels.com
Membuat goals yang tidak mungkin diraih itu malah menyusahkanmu sendiri. Seperti misalnya, kamu membuat keputusan “aku tidak akan pernah makan es krim lagi”, atau “aku pasti pergi ke gym enam hari seminggu atau aku tidak usah ke gym sama sekali.”
Justru akan jauh lebih baik jika kamu beri kelonggaran untukmu sendiri, saat kamu sedang memikirkan apa yang bisa kamu raih dan buat goals-mu tersebut masuk akal sehingga kamu bisa mencapainya.
Contohnya, kamu lebih baik berkata, “Alih-alih makan kudapan manis yang mengandung gula, aku akan menggantinya dengan camilan buah pisang, stroberi dan yogurt.” Ini lebih spesifik serta mudah dilakukan sehingga kamu takkan mudah menyerah dan malah kembali melakukan kebiasaan lama.
4. Realistic

Sumber: pexels.com
Selain “realistis”, dalam SMART goal lainnya, bisa juga “R” ini menjadi singkatan “relevan.” Jadi, bisa berarti “realistis” atau “relevan.” Jadi, selain kamu melihat target masa depan yang mau dicapai, kamu juga menyesuaikannya dengan kehidupan yang sudah kamu jalani saat ini.
Misalnya, kamu mau terbiasa rajin olahraga setiap hari satu jam. Namun, kalau sejak awal ini membuat kamu keteteran sendiri, sampai melewatkan kegiatan penting lainnya, misalnya kamu jadi malas menyapu dan mencuci piring karena capek, maka coba ganti targetmu. Contohnya, olahraga setengah jam saja tiap hari. Jadi, realistis itu berarti memahami batasanmu dan membuat goals yang bisa dicapai melalui kegiatan secara rutin.