GenK LIFE

Tanda-Tanda Pasanganmu Bersifat Manipulatif dan Cara Menghadapinya

Terkadang dalam suatu hubungan, ada kalanya kamu dan pasanganmu bertengkar. Entah karena konflik sepele, perbedaan pendapat, atau kesalahpahaman. Jangan khawatir, hal tersebut sangatlah wajar, kok! Manusia diciptakan dengan sifat yang berbeda-beda, termasuk pola pikir.

Tapi, kamu harus waspada terhadap sikap pasanganmu juga. Kalau dia terus-terusan membuatmu merasa bersalah, itu adalah salah satu tanda-tanda sifat manipulatif!

Apa Itu Sifat Manipulatif?

Sifat manipulatif atau manipulative behaviour termasuk dalam sifat manusia yang dipelajari di ilmu psikologi. Menurut Stein, ada tiga hal yang menjadi karakteristik sifat ini: rasa takut, rasa patuh, dan rasa bersalah.

Secara harfiah, manipulatif berasal dari kata manipulasi yang artinya upaya kelompok atau perseorangan untuk mempengaruhi perilaku, sikap, dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya.

Ketika hubungan sebuah pasangan seharusnya dibangun oleh rasa nyaman dan kepercayaan, sifat manipulatif ini bisa merusak semuanya.  Maka dari itu, kamu harus bisa mengenali tanda-tanda dari sifat manipulatif ini!

1.Dia Terus-terusan Memberikanmu Silent Treatment

pasangan manipulatif

Silent treatment adalah sikap mengabaikan seseorang dengan cara menghindar, tidak membalas pesannya, bahkan menghilang total dengan tujuan memberikan efek ‘jera’ kepada orang yang dituju. Silent treatment adalah sikap mengabaikan seseorang dengan cara menghindar, tidak membalas pesannya, bahkan menghilang total dengan tujuan memberikan efek ‘jera’ kepada orang yang dituju.

Secara sadar maupun tidak sadar, silent treatment ini akan berdampak pada dirimu. Kamu akan merasa tidak berdaya, merasa bersalah, dan merasa dirimu tidak penting. Padahal, berkomunikasi dua arah tentang masalah yang dihadapi akan lebih baik.

2. Melakukan Guilt-Tripping

sumber (Rethink)

Guilt-tripping adalah istilah untuk membuat orang lain merasa bersalah dan meyakinkan bahwa itu adalah murni kesalahan mereka. Orang-orang yang melakukan guilt-tripping juga kerap menyalahkan orang lain akan keadaan mereka yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan orang itu.

Kata-kata seperti, “Kalau kamu sayang aku, seharusnya kamu melakukan apa yang aku minta,” atau “Aku sudah melakukan semuanya untuk kamu, lalu ini balasannya?” adalah contoh dari sekian banyak kasus guilt-tripping pada hubungan percintaan. Intinya, kamu akan terus disalahkan untuk sesuatu yang sama sekali bukan tanggung jawabmu!

About author

Related posts
GenK LIFE

Tren Influencer Fatigue Meningkat, Kenapa Konsumen Mulai Bosan dengan Influencer?

GenK LIFE

Fatherless : Bagaimana Peran Ayah Mempengaruhi Pertumbuhan Anak?

GenK LIFE

4 Hal Penyebab Jerawat Punggung dan Cara Mengatasinya

GenK LIFE

Pentingnya 3V dalam Public Speaking Biar Sukses Bicara di Depan Umum