
Apabila punya ketertarikan dengan desain kain bermotif, mungkin kain yang dicetak dengan teknik shibori bisa masuk ke dalam salah satu koleksimu. Shibori adalah produk tradisional khas Jepang yang proses pembuatannya mirip dengan kain batik di Indonesia. Teknik shibori juga sekilas serupa dengan teknik tie dye yang ditemukan pertama kali di Amerika Serikat. Tertarik dengan teknik cetak yang satu ini? Yuk simak selengkapnya!
Apa Itu Shibori?
Shibori adalah kesenian khas Jepang yang menciptakan pola pada kain melalui proses pencelupan pada pewarna khusus. Katanya sih, teknik shibori sudah ada sejak abad ke-8. Wah udah lama banget!

Shibori (sumber: pavilionbooks.com)
Kalau dilihat dari cara pembuatannya memang masih tradisional dengan membagi kain menjadi dua sisi, yaitu sisi yang akan diwarnai dan sisi yang akan dilindungi. Kain harus diikat atau terlebih dahulu sebelum dicelupkan. Kain juga bisa dilipat apabila kamu menginginkan pola-pola tertentu. Perlindungan dapat dilakukan dengan cara melipat, melilit, dan mengikat kain.
Nah, perlindungan ini dianggap sebagai perintang layaknya prinsip pembuatan batik. Printang sengaja dipasang untuk menahan warna agar tidak mudah meresap ke bagian kain yang tidak ingin kamu warnai. Perbedaan shibori dengan batik adalah barang perintang yang digunakan. Kalau batik menggunakan canting, maka shibori hanya perlu dilipat atau disimpul sesuai hasil pola yang diinginkan.
Bahan Pewarna Teknik Shibori

Saat memberi pewarna (sumber: sourcingjournal.com)
Teknik shibori sangat populer di Jepang, tapi tahukah kamu bahan pewarna yang dapat digunakan untuk mewarnai kain dengan metode ini? Ada yang namanya bahan celup indigo alami. Bahan indigo adalah sejenis tanaman perdu yang dimanfaatkan daun dan rantingnya untuk bisa menghasilkan warna biru. Ada pun bahan-bahan alami lainnya yang bisa kamu gunakan. Berikut beberapa bahan pewarna untuk teknik shibori:
- Kayu secang, dipakai untuk menghasilkan warna merah dan oranye.
- Biji mahoni, dipakai untuk menghasilkan warna kecoklatan.
- Kayu tegeran, dipakai untuk menghasilkan warna kuning.
- Rebusan kulit buah jalawe, digunakan untuk menghasilkan warna kuning kehijauan dan hitam.
- Kulit kayu manggis, digunakan untuk menghasilkan warna ungu.