GenK LIFE

Tips Membangun Suasana Cerita Agar Terasa Nyata Sampai ke Pembaca

Pernah membaca novel yang membuatmu greget setengah mati? Entah karena karakternya yang unik, konflik yang menyebalkan, hingga alur tidak terduga yang membuatmu terkesan. Kalau pernah, artinya novel itu berhasil membuat emosimu terbawa oleh isi cerita.

Salah satu faktor yang membuat kamu bisa ikut merasa greget saat membaca cerita adalah bagaimana suasana cerita itu dibangun. Dengan adanya detail suasana, imajinasimu akan ikut membayangkan dan memposisikan dirimu sebagai orang yang ada di dalam cerita. Misalnya, kamu ikut sedih saat karakter utama kehilangan ibunya yang telah lama sakit-sakitan, lalu ikut senang juga saat karakter utama menemukan kebahagiaannya.

Tentu saja diperlukan pembangunan suasana yang apik agar pembaca ikut larut dalam cerita. Lalu, bagaimana caranya agar ceritamu terkesan nyata dan dapat dirasakan oleh pembaca? Berikut adalah tips bagaimana membangun suasana cerita terutama untuk kamu yang suka menulis!

1. Bangun ‘Mood’

Ilustrasi membangun mood. (Sumber: pexels)

Posisikan dirimu sebagai pembaca. Buatlah mereka mengerti di mana posisi mereka dan apa yang harusnya mereka rasakan. Kamu bisa mulai dengan menceritakan latar, keadaan, dan suasana di sekitar.

Misalnya, kamu ingin membuat adegan karaktermu bertemu dengan seseorang yang disukai. Alih-alih langsung bertemu dan ngobrol malu-malu, kamu bisa coba jelaskan terlebih dahulu sedang di mana karaktermu saat itu, sedang melakukan apa, kapan, apa saja yang ada di sekitarnya, dan bagaimana perasaannya saat itu.

Namun, kamu juga harus hati-hati. Menjelaskan sesuatu yang terlalu detail juga bisa berujung membuat pembaca bosan karena terlalu bertele-tele. Usahakan kamu menjelaskannya dengan bahasa yang efisien dan sesimpel mungkin, ya!

2. Hidupkan Perasaan Karakter

Ilustrasi membangun karakter. (Sumber: pexels)

Setelah mood dibangun, asumsikan pembacamu sudah mengerti situasi dan suasana di sekitar karaktermu. Tentunya kamu sudah memiliki bayangan orang seperti apa yang ingin kamu jadikan karakter dalam ceritamu. Sekarang, saatnya buat karaktermu ini hidup.

Jangan takut untuk menuangkan ekspresi apapun agar tokohmu berkarakter kuat. Misalnya, karakter utamamu adalah seorang yang pemalu. Ceritakan bagaimana jantungnya berdebar-debar, tangannya keringat dingin, atau perasaannya gugup saat bertemu dengan orang yang disukai.

Akan lebih baik jika kamu mendukung sifat karaktermu dengan deskripsi lingkungannya. Misalnya, karakter utamamu yang pemalu diakibatkan oleh sifat keluarganya yang cenderung kaku, patuh terhadap peraturan, dan memandang anak harus selalu tunduk terhadap orangtua sehingga mempengaruhi sikapnya terhadap orang-orang luar.

Dengan begitu, pembaca akan paham dengan sendirinya soal sifat karaktermu ini. Jika berhasil, pembaca biasanya menaruh emosi terhadap karaktermu, entah itu simpati, empati, atau bahkan rasa kesal.

About author

Related posts
GenK LIFE

Fashion Skena dan Representasi Identitas

GenK LIFE

Pentingnya Kesadaran Lingkungan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim

GenK LIFE

Mengatasi Kecemasan dengan Praktek Journaling

GenK LIFE

Melawan Rasa Takut Pada Diri Sendiri