
Terkadang, ketika seseorang mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, maka orang terdekatnya akan memberikan dukungan secara moral. Artinya, memberikan dukungan dengan memberi ungkapan yang menyemangati. Tujuannya supaya orang yang sedang mengalami kemalangan tidak merasa terpuruk. Namun, kenyataannya, yang terjadi umumnya adalah ucapan tersebut masuk sebagai toxic positivity. Sebab, hal ini bukannya memberi pengaruh positif, tapi justru sebaliknya. Lalu, ungkapan apa saja yang termasuk kedalam toxic positivity? Simak selengkapnya di bawah ini.
Memahami Pengertian Toxic Positivity
Seorang residen psikiatri di RS Muwardi Solo, dr. Jiemi Adrian, menjelaskan tentang toxic positivity melalui pesan pada akun Instagramnya. Beliau menjelaskan ucapan serta ekspresi yang mengandung toxic positivity. Istilah ini menunjukkan momen di mana seseorang memberikan nasihat kepada kenalannya yang sedang tertimpa musibah, untuk melihat sisi positif dari kejadian tersebut, tanpa mencoba memahami perasaannya atau memberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan.

sumber: unsplash.com
Maunya menyemangati tapi malah melukai hati. Kedengarannya berlebihan tapi itulah yang terjadi. Beberapa ungkapan empati toxic yang paling sering diucapkan adalah sebagai berikut:
“Pasti ada hikmah di balik kejadian ini”
Memang benar semua ada hikmahnya. Namun, bukan berarti seseorang yang baru mengalami kejadian tidak menyenangkan bisa langsung melihat sisi positif tersebut. Lebih baik kalau kamu mengatakan “Dalam keadaan sekarang, sepertinya memang sulit melihat hal-hal positif. Aku mencoba memahami yang kamu rasakan.” Sebab, orang yang sedang mengalami kejadian tidak mengenakkan tersebut inginnya didengar saja, bukan serta-merta diberi nasihat.
“Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja”

sumber: unsplash.com
Untuk saat ini, orang yang sedang tertimpa musibah tidak merasa baik-baik saja. Jadi, kamu tidak perlu keburu mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja nanti. Sebab, menurut Jiemi, emosi negatif yang terus ditekan dan dipendam, justru akan menimbulkan stres, sakit psikis dan juga fisik. Hal tersebut juga disampaikan oleh Wood dkk. dalam jurnal Psychological Science (2009). Mengucapkan kata-kata positif kepada orang yang sedang down justru akan membuatnya semakin merasa buruk karena dia dipaksa menyangkal emosi negatifnya dan itu menjadi salah satu sifat toxic positivity.