Editor video menggunakan transisi untuk menggabungkan rekaman menjadi satu video yang terpoles dan berkualitas tinggi. Bentuk transisi sangat variatif, mulai dari fading, dissolve, hingga animasi 3D. Sebelum memilih transisi video, kita harus tahu dulu dasar-dasarnya. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang video transitions di sini!
Apa Itu Video Transitions?
Sumber Gambar : Clipchamp
Video transition merupakan teknik pasca produksi yang digunakan pada saat mengedit video, tujuannya untuk menyatukan 2 hasil rekaman. Dengan kata lain, video transitions adalah perpindahan di antara hasil rekaman yang berbeda. Transisi yang dianggap baik adalah yang mulus dan hampir tidak terlihat, saking mulusnya penonton mungkin tidak akan menyadari adanya transisi.
Tipe Transisi Video dan Kapan Menggunakannya
Jenis video transitions sangat beragam, berikut ini adalah beberapa tipe yang paling sering digunakan:
1. Transisi Standar
Jenis transisi video yang pertama ini adalah yang paling sering digunakan karena efektif, simpel dan hasilnya baik. Pada umumnya, hasil transisi standar tidak akan mengganggu bagi penonton. Kebanyakan editor video di seluruh dunia menggunakannya untuk berbagai jenis konten.
2. Straight Cuts
Sumber Gambar : videomaker.com
Bentuk transisi yang juga sering kita lihat adalah satu video selesai lalu dimulai lagi video baru, tanpa saling tumpang-tindih dan tidak ada gap, sangat rapat. Inilah yang dinamakan dengan straight cut. Kebanyakan straight cut dibuat dengan mulus, tapi ada juga editor yang membuatnya untuk menciptakan efek dramatis atau digunakan di momen tertentu yang menimbulkan tawa.
3. Fade atau Dissolve
Metode ini juga sering digunakan, keduanya serupa tapi tak sama. Teknik fading adalah gambar di video akan memudar sebelum ganti ke adegan baru. Biasanya teknik fading digunakan untuk memberi tahu penonton kalau adegannya akan berganti. Misalnya fade out (dari jelas jadi kabur) saat aktor akan tidur, dan fade in (dari kabur ke jelas) saat aktor bangun tidur.
4. Crossfade atau Cross Dissolve
Sumber Gambar : squarespace.com
Metode ini mirip dengan fade biasa, tapi dibuat lebih menyatu antara fade out dan fade in. Kalau teknik fade reguler saat kabur warna gambar umumnya jadi hitam atau putih, maka dalam crossfade tidak diperlukan perubahan warna. Melainkan akan langsung muncul adegan selanjutnya. Biasanya teknik crossfade digunakan untuk menggambarkan waktu yang telah berlalu atau saat menyelami apa yang dipikirkan karakter.
5. Wipes
Transisi ini tampilannya persis seperti namanya, adegan sebelumnya dihapus dengan adegan yang baru. Biasanya agen berganti dalam bentuk-bentuk tertentu, misalnya adegan baru dimulai dalam bentuk lingkaran, hati, bahkan bintang. Variasi lainnya yang tak kalah favorit adalah wipes yang searah jarum jam.
Ada juga yang disebut dengan matrix wipes, di mana ada bentuk-bentuk yang membesar seperti batu berlian. Teknik ini populer karena digunakan di film Star Wars. Wipes sangat efektif digunakan antara adegan satu dengan lainnya. Memang teknik wipes yang bentuknya beragam ini tidak digunakan terlalu sering karena dianggap akan membuat penonton bosan. Selain itu, kalau pengerjaannya kurang profesional, akan terlihat norak bahkan amatir.
6. Flash
Sumber Gambar : epidemicsound.com
Metode ini sebenarnya sangat mirip dengan cross fade, tapi terjadinya sangat cepat. Seperti namanya, untuk berganti adegan digunakan cahaya terang, sering kali warnanya putih, tapi bisa juga diganti warna lainnya. Flash paling cocok digunakan untuk menerangkan adegan berlangsung dengan cepat. Tapi kalau terlalu sering, akan membuat mata penonton lelah.
