
Smart Sustainable Design – Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak tahun 2020 mengharuskan masyarakat beradaptasi dengan berbagai peraturan dan kebiasaan baru, salah satunya yaitu beraktivitas di dalam rumah. Namun sayangnya beraktivitas di dalam rumah juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, lingkungan, dan ketersediaan energi.
Oleh karena itu rumah sebagai tempat beraktivitas tersebut perlu didesain dengan baik untuk mengatasi segala permasalahan/ dampak negatif untuk jangka waktu yang panjang, hingga saat masa pandemi berakhir. Berikut beberapa smart sustainable design yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut:
1. Efisiensi Energi Pencahayaan

Sumber Gambar : pexels.com
Untuk pencahayaan dapat menggunakan lampu hemat energi atau lampu LED karena selain hemat energi lampu ini juga dapat bertahan untuk jangka waktu yang panjang (berkelanjutan). Dapat juga menggunakan sistem sensor atau dimmer untuk menyesuaikan penggunaan lampu yang sesuai dengan kebutuhan.
Selain menggunakan teknologi, efisiensi energi juga dapat dilakukan dengan hanya menerapkan warna dan perabot yang tepat pada interior ruangan, yaitu dengan menggunakan warna terang, penggunaan cermin, ataupun material metal yang dapat lebih memantulkan cahaya.
Menggunakan pencahayaan alami semaksimal dengan memanfaatkan bukaan, karena sinar matahari dapat meningkatkan kesehatan fisik dan juga mental penghuninya (mengurangi stress hingga meningkatkan produktivitas).
2. Efisiensi Energi Penghawaan

Sumber Gambar : pexels.com
Untuk penghawaan dapat menggunakan AC hemat energi dengan sistem dual sensors yang dapat menyesuaikan arah AC dan suhu sesuai dengan kebutuhan. Dapat juga menggunakan sistem Cross Ventilation untuk penghawaan alami yang merata ke seluruh bagian ruangan.
Memanfaatkan tanaman untuk menyaring udara alami, sehingga dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
Selain itu dapat juga dengan memanfaatkan penerapan bukaan yang besar dan disertai isolasi/ penghalang panas masuk seperti blind atau tirai agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan alat pendingin udara dapat bekerja lebih maksimal.
Dapat juga menggunakan material karpet yang dapat menahan 10% dari suhu panas ruangan serta menggunakan kipas angin sebagai alternatif pendingin udara yang lebih hemat energi, dapat bertahan lama dan ramah lingkungan.
Sehingga sebisa mungkin dapat mengurangi penggunaan penghawaan buatan seperti AC yang dapat menghasilkan CFC yang dapat meningkatkan risiko pemanasan global. Serta penggunaan AC yang berlebihan tidak baik bagi kesehatan penghuni, pemborosan biaya untuk energi listrik, dan dapat membuat AC tidak tahan lama.
3. Efisiensi Air

Sumber Gambar : pexels.com
Untuk menghemat penggunaan air, dapat menggunakan sistem double flush pada toilet untuk menyesuaikan volume air (besar/kecil) yang digunakan sesuai kebutuhan. Lalu menggunakan wastafel dengan sistem hold atau sensor untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan mencegah penggunaan air secara berlebihan (mengurangi biaya pemakaian air).
Selain itu juga menggunakan sistem pemipaan plumbing yang dapat memenuhi syarat pembuangan air limbah dengan efektif dan efisien agar air bersih tidak terbuang dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
4. 3R

Sumber Gambar : pexels.com
Menerapkan 3R yaitu singkatan dari reduce – reuse – recyle. Reduce yaitu dengan mengurangi penggunaan material alam secara berlebihan dan terus melakukan pembaruan. Reuse yaitu dengan menggunakan material bekas yang dipoles kembali ataupun material baru yang berkualitas.
Recycle dapat dilakukan dengan membuat pembuangan limbah yang terolah (dibagi sesuai jenis), atau dengan menggunakan material yang bersertifikat ISO 14001 manajemen lingkungan.
Karena material tersebut aman bagi lingkungan, serta dapat digunakan atau diolah kembali. Tidak lupa juga menghindari material kimiawi, sintetis, rendah VOC dan bahan bakar fosil karena dapat mencemari lingkungan.
Sehingga hunian atau perabot dapat bertahan untuk jangka waktu yang panjang dengan kondisi yang masih baik (menghemat biaya perawatan dan penggantian).
5. Desain yang Fleksibel

Sumber Gambar : pexels,com
Membuat desain fleksibel yang dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. Baik dari segi fungsi, kualitas, ketahanan, dan tren/ visual. Yaitu dengan lebih memilih kualitas yang paling baik dan sesuai kebutuhan. Agar dapat digunakan atau berfungsi untuk jangka waktu yang panjang.
Serta membuat desain hunian yang tidak hanya terpaku atau fokus dengan apa yang saat ini sedang tren. Namun lebih fokus dengan desain klasik/ basic yang dapat dinikmati dan disukai siapa pun dan sampai kapan pun.
Menggunakan perabot yang dapat dilepas dan dipasang kembali khususnya pada kamar anak. Karena tentunya kebutuhan dan kondisi penghuni akan berubah tiap tahunnya (misal: pertambahan usia).

Sumber Gambar : pexels.com
Membuat desain yang kokoh, kuat dan tidak rumit untuk dibersihkan – dirawat untuk jangka waktu yang panjang. Penataan dan penggunaan perabot yang mudah digeser dan dipindahkan untuk mempermudah proses membersihkannya.
Semoga penerapan-penerapan di atas dapat membantu mengatasi permasalahan hunian masyarakat dan permasalahan lingkungan sekitar. Selamat mencoba!