Pembuatan konten merupakan hal yang sangat penting saat ini, baik untuk website dan akun media sosial pribadi maupun perusahaan. Konten yang bermakna dan dianggap berisi pasti disukai. Sementara content spam yang dianggap tidak berguna pasti tidak disukai konsumen dan target audience. Sebenarnya apa itu content spam dan bagaimana cara menghindarinya? Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Content Spam?
Sumber : Gmass
Content spam merupakan konten berkualitas rendah yang menggunakan taktik SEO manipulatif atau tidak etis untuk mencoba meningkatkan jumlah klik, traffic, maupun konversi. Dalam kasus yang lebih ekstrem, content spam bertujuan untuk mencuri informasi penggunanya, pada umumnya melalui phishing.
Marketer, pemilik website, dan bahkan sumber yang tampaknya punya reputasi baik bisa saja terlibat dalam praktik spam konten. Mereka bertujuan meningkatkan peringkat website secara tidak organik. Misalnya penggunaan kata kunci yang berlebihan merupakan bentuk umum dari spam konten.
Contoh lain dari konten spam adalah menjiplak konten lain lalu ditambahkan dengan iklan yang relevan. Misalnya website kita mengunggah artikel tentang menurunkan berat badan dengan makan sehat. Seminggu kemudian, artikel yang sama persis digunakan di website lain dengan tambahan iklan pil penurun berat badan yang sama sekali tidak dipromosikan oleh website kita.
Cara Mengidentifikasi Content Spam
Sumber : Freepik
- Selalu periksa kredibilitas sumbernya kemudian cari review dari pengguna sebelum-sebelumnya.
- Rata-rata content spam diciptakan dengan memanfaatkan ketertarikan seseorang melalui penggunaan huruf kapital yang panjang (banyak kalimat menggunakan huruf kapital).
- Content spam juga tidak memiliki kesinambungan antara nama website atau sosial medianya dengan isi konten yang mereka tayangkan
Tips Menghindari Content Spam
Sumber : Numerama
Supaya website kita tidak mengandung spam, ikuti beberapa tips di bawah ini:
1. Gunakan Rangka E-E-A-T untuk Panduan Penulisan
E-E-A-T adalah Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness. Konsep ini digunakan pada Google Search Quality Rater Guidelines. Memastikan konten kita mengandung elemen tersebut akan membuat konten kita lebih berharga. Ini dia yang dimaksud dengan E-E-A-T:
- Experience: apakah konten sudah mengandung pengetahuan yang relevan dan contoh yang jelas terkait topik yang sedang dibahas?
- Expertise: apakah klaim di konten sudah akurat? Apakah sudah mengutip sumber yang terpercaya dan menyertakan pendapat ahli?
- Authoritativeness: apakah konten kita sudah dikenali oleh rekan yang berwenang di sektor industri yang kita geluti? Apakah pakar akan merujuk ke konten kita sebagai sumber informasi yang terpercaya?
- Trustworthiness: apakah website memiliki cara yang jelas bagi pengunjung untuk verifikasi keakuratan info yang diberikan? Apakah konten sudah jelas membedakan fakta dan opini?
2. Gunakan Kata Kunci dengan Tepat
Penggunaan kata kunci yang tepat dan sesuai pada tempatnya akan meningkatkan relevansi dan kemampuan penelusuran konten tanpa menggunakan praktik spam. Dengan mengintegrasikan kata kunci dengan cara yang cermat, konten pun jadi lebih informatif dan fokus pada pengguna.
Banyak konten yang menjejalkan kata kunci di berbagai sisi, tanpa mengecek lagi apakah kata kunci tersebut sesuai dengan isinya. Memperbanyak kata kunci semacam ini ternyata akan menyebabkan konten menjadi spam belaka, bukannya menaikkan peringkat dan traffic.
3. Terapkan Penggunaan Tautan Organik
Seperti layaknya kata kunci, tautan sering digunakan di dalam konten. Pastikan bahwa tautan itu hanya melengkapi konten, bukan malah mendominasi konten. Jadi fokuslah membuat konten yang berkualitas menggunakan tautan yang mengarahkan pengguna ke halaman relevan, baik menuju ke situs kita sendiri maupun situs kredibel yang lain.
Memasukkan tautan internal maupun eksternal dengan bijak akan memberi nilai langsung pada pembaca. Cara ini juga akan menempatkan website kita pada posisi yang lebih baik untuk mendapatkan backlink secara organik dari berbagai situs yang terkemuka.
