Barang yang sudah sampai ke tangan terakhir belum tentu proses transaksi selesai. Masih ada kemungkinan terjadi retur barang karena satu dan lain hal. Retur barang adalah barang yang sudah dibeli dikembalikan ke pembeli atau produsen. Alasan retur barang contohnya antara lain ukurannya tidak pas pada baju dan sepatu atau karena produk tidak berfungsi pada alat elektronik dan gadget. Supaya proses retur berjalan dengan lancar, berikut ini 5 tips mengelola retur barang dengan baik:
Pada dasarnya, retur barang terbagi menjadi yang bisa dikontrol dan tidak bisa dikontrol. Bedanya adalah sebagai berikut:
Begitu perusahaan sudah memahami kedua jenis retur di atas, maka selanjutnya bisa dibuat aturan yang membatasi retur barang. Untuk retur terkontrol, biasanya perlu dilakukan sistem manajemen yang lebih sistematis dan kontrol kualitas produk yang lebih ketat.
Sementara untuk retur yang tidak dikontrol, biasanya perusahaan membuat aturan retur barang. Misalnya, pembeli tidak bisa retur kalau tidak memenuhi syarat dan ketentuan tertentu, yang sudah dibuat perusahaan.
Kebijakan seputar retur barang harus jelas dan transparan. Bukan hanya staf perusahaan yang memahami aturan ini, tapi pembeli juga punya hak untuk tahu. Dengan begitu, pembeli tahu apa risiko dan benefit membeli produk tersebut. Pembeli tetap bisa retur selama masih sesuai dengan aturan, tapi tidak bisa retur tanpa alasan yang jelas.
Misalnya produk elektronik bisa diretur kalau mengalami kerusakan karena kesalahan pabrik. Tapi produk tidak bisa diretur kalau ternyata kerusakan karena kesalahan pembeli, misalnya karena jatuh dan pecah.
Tiap kali ada produk yang diretur, sangat penting untuk mengeceknya dengan teliti. Apa produk yang dikembalikan dan apa alasannya? Dari sini, kita bisa tahu apa kesalahan dari satu produk agar ke depannya bisa diperbaiki menjadi produk yang lebih baik.
Jangan lupa untuk membangun komunikasi dengan pembeli. Apa hal yang positif dari produk tersebut dan apa yang negatif? Apa yang baik dari pelayanan perusahaan dan apa yang perlu diperbaiki? Dengan begitu, pelayanan retur barang akan lebih baik ke depannya.
Hindari memproses retur barang terlalu lama, karena ini akan membuat pembeli kecewa. Ke depannya mereka mungkin akan memilih beli merek lain dengan alasan merek perusahaan kita layanannya terlalu berbelit-belit. Pembeli tidak akan merekomendasikan merek tersebut ke orang lain karena pelayanan yang lambat dan tidak memuaskan.
Di situs resmi perusahaan, alangkah lebih baik kalau disediakan layanan pelacakan pengiriman barang yang diretur. Pembeli jadi tahu pasti status produk yang mereka beli dan retur. apakah sudah dikirim kembali? Sudah sampai di mana pengirimannya? Detail kecil seperti ini akan memuaskan pembeli dan perusahaan pun dimudahkan karena tidak perlu menjawab pertanyaan tentang pengiriman barang satu-persatu.
Sekarang ini, kita mungkin sudah sangat jarang menggunakan kata mesin pencari. Jika disinggung mesin pencari…
Popularitas keluarga paling kontroversial sejagat Hollywood ini sepertinya tak perlu dipertanyak lagi. Lalu, siapakah keluarga…
Apakah kamu pernah mendengar tentang Gambling Disorder? Sebenarnya, Gambling Disorder merupakan sebuah dorongan atau perilaku…
Dari sekian banyak situs peninggalan bersejarah indah di dunia, manakah 7 Keajaiban Dunia berikut ini…
TikTok sudah menjadi salah satu media sosial yang sangat diminati oleh para netizen di seluruh…
Swiper jangan mencuri! Swiper jangan mencuri! Hayo, siapa yang ingin bernostalgia kembali ke masa kecil?…