Seni Rupa & Desain

Ingin Jago Mendesain? Kenali Dulu Dasar Desain Grafis!

dasar desain grafis

Membuka Adobe Illustrator, lalu buat kerangka desainnya. Setiap hari kegiatannya terus berulang. Tapi, apakah kamu tahu kalau desain yang kamu buat sebenarnya membutuhkan elemen dan prinsip desain yang tepat? Orang yang sudah pro sekalipun, perlu melewati masa-masa di mana mereka harus belajar dari nol, baik itu belajar desain secara khusus atau otodidak. Misal kamu mengambil jurusan kuliah desain. Di sana pasti kamu akan diajari tentang hal yang mendasar terlebih dahulu. Kamu akan mempelajari materi dasar sebelum maju ke yang lebih bersifat terapan. Kalau kamu pengen banget menjadi desainer andal, jangan sampai pengetahuan tentang dasan desain grafis terlewatkan olehmu.  

Dasar Desain Grafis

Dasar-dasar desain grafis (sumber: kelasdesain.com)

Desainer andal sekalipun pasti harus melewati tahap-tahap dasar terlebih dulu. Sama halnya saat kamu belajar jalan. Dimulai dari merangkak sampai bisa berdiri tegak, semuanya adalah sebuah proses yang tidak mungkin bisa dilewatkan begitu saja. Di dalam desain grafis, terdapat elemen, prinsip, dan komposisi. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Yuk simak masing-masing penjelasannya!

Elemen Desain Grafis

Total ada 6 elemen desain yang perlu kamu pahami sebelum mulai mendesain, yaitu line, shape, color, texture, value, dan space. Buat kamu yang baru mulai belajar desain, keenam elemen ini berguna banget sebagai panduan dasar supaya gak hilang arah. Perlu diingat juga, setiap elemen desain yang kamu gunakan akan mengubah persepsi audiens.    

1. Line atau garis, untuk memperkuat konsep desain

contoh garis dalam desain

Contoh garis dalam desain (sumber: behance.net/rhythm-inc)

Garis akan selalu ada di setiap desain, baik berupa titik-titik yang kemudian membentuk pola garis, dan lain sebagainya. Ada yang ukuran 1px sampai 5px atau lebih. Untuk masalah gaya, gaya minimalis sedang menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Kalau dulu garis yang solid sangat sering digunakan, sekarang garis tipis yang menjadi juaranya. Bahkan beberapa desainer mencoba untuk menghapus penggunaan garis atau sekadar mengurangi penggunaannya.

Ada yang berbentuk garis panjang, pendek, lurus, tipis, putus-putus, melengkung dan lain-lain. Setiap bentuk memiliki fungsi yang berbeda-beda. Bisa digunakan sebagai sekat pembatas teks, untuk mengarahkan audiens ke poin tertentu, ataupun sebagai elemen penghias saja. Sama halnya dengan ukuran garis, garis tebal akan meninggalkan kesan tegas dan lebih mengesankan. Sedangkan garis tipis, melengkung, dan putus-putus lebih cocok dipakai kalau kamu sedang mengusung konsep minimalis, karena akan memberi tampilan yang lebih dinamis. Mungkin tips ini juga berguna untuk membuat portofolio kreatif.

2. Shape atau bentuk, membuat point of interest

dasar desain grafis 2

Contoh shape di dalam desain (sumber: behance.net/silaozyildiz)

Shape atau bentuk adalah elemen desain yang paling banyak digunakan setelah garis. Sebenarnya shape akan terbentuk dari garis-garis yang saling berhubungan satu sama lain dan akhirnya membentuk sebuah pola atau shape itu sendiri. Ada kotak, persegi panjang, segitiga, lingkaran, dan bentuk abstrak lainnya. Dalam desain minimalis, penggunaan bentuk-bentuk ini bertujuan untuk membuat satu sisi tertentu terlihat lebih menonjol dan menjadi point of interest.  

3. Tekstur, memberi kesan yang lebih hidup

dasar desain grafis 3

Contoh penerapan tekstur di dalam desain (sumber: behance.net/bunker3022)

Tekstur memang jarang digunakan beberapa tahun yang lalu, namun saat ini tekstur mulai bangkit lagi, lho. Elemen yang satu ini bisa dikombinasikan dengan warna yang solid atau transparan. Tinggal bagaimana cara kamu untuk memainkan opacity dan tata letaknya sehingga dapat di mix dengan baik. Pengaplikasian tektur membuat desain yang tadinya monoton bisa berubah jadi lebih hidup karena munculnya tampilan dengan kesan yang berbeda.    

4. Color atau warna, mengikat emosi audiens

dasar desain grafis 4

Contoh warna di dalam desain (sumber: behance.net/celestepich)

Pernahkah kamu melihat sebuah desain poster film, lalu ada emosi yang muncul di benakmu? Misalnya poster film horor, ada rasa takut yang muncul. Entah karena kamu memang sudah tahu kalau itu film horor atau mungkin karena efek yang kamu terima dari permainan elemen dan prinsip desain yang digunakan si desainer. Berarti dapat kita artikan kalau warna juga termasuk sebagai elemen desain yang paling penting, karena mampu menawarkan visual yang berdampak langsung kepada emosi audiens dalam sekali pandang. Kalau garis dan bentuk terasa nyata, lain halnya dengan warna yang memberikan efek lebih dalam lagi.

Warna merah, biru, dan hijau, masing-masing punya efek tersendiri bagi setiap individu. Ini bakal berkaitan dengan psikologi warna. Bagaimana sebuah warna dapat mempengaruhi emosi dan jiwa seseorang. Kamu bisa menggunakan warna kontras antara background dengan unsur lainnya. Supaya isi teks dan visual lebih menonjol. Jangan sampai background lebih mencolok dan isi informasinya malah tenggelam karena salah memilih warna.    

5. Value, memaknai lebih dalam

Value di dalam desain (sumber: behance.net/otre)

Kalau semua elemen desain digabungkan maka akan timbul yang namanya value. Value sebagai bagian dari dasar desain grafis adalah tentang bagaimana desain dapat mengikat emosi dan suasana hati audiens. Bedanya, value itu lebih mendalam lagi daripada warna. Jika warna bisa memantik emosi sesaat audiens, maka value akan membuat suatu desain membekas lama di hati yang melihatnya, malah bisa bikin desain itu tak terlupakan.

Value ini juga harus dikemas selaras dengan konsep desain yang diusung agar ada keharmonisan keduanya. Hasilnya, desainmu akan lebih kuat. Maka dari itu, kamu harus bisa memutuskan konsep apa yang akan kamu terapkan di dalam desain supaya value yang ingin disampaikan akan lebih mudah diterima oleh audiens.    

6. Space, ruang yang enak dipandang mata

Space

Contoh penerapan elemen space di dalam desain (sumber: behance.net/flowlesslab)

Ketersediaan ruang sangat penting di dalam desain. Desain yang ruwet dan sumpek akan membingungkan audiens. Bisa-bisa mereka memilih kabur karena malas melihat desainmu. Sediakan ruang kosong di posisi yang tepat. Kamu bisa menambahkan ruang kosong di sekitar tepi halaman, tepi teks, elemen grafis, menambah paragraf, baris, dan letter-spacing. Pastikan desainmu enak dipandang mata.  

Prinsip Desain Grafis

Jika elemen desain diterapkan secara nyata, lain halnya dengan prinsip dasar desain grafis. Prinsip ini digunakan tanpa kamu sadari loh. Dengan kata lain, prinsip muncul secara alami sebagai hasil dari elemen yang kamu terapkan di dalam desain. Kita bahas lebih dalam, yuk!    

1. Balance atau keseimbangan tata letak

Balance

Contoh desain layout yang seimbang (sumber: behance.net/mudassirsheikh)

Balance atau keseimbangan adalah bagaimana pemilihan tata letak elemen desain sehingga antara teks dan visual menjadi seimbang alias tidak ada yang distorsi atau berat sebelah. Untuk menciptakan desain yang seimbang memang tricky. Diperlukan latihan berkali-kali, lho. Jangan khawatir, lama kelamaan, kamu akan peka dan tahu mana desain yang seimbang dan tidak. Kalau kamu sendiri sudah peka atau belum nih?    

2. Dominance and priority, menentukan prioritas informasi dan desain

Contoh poster (sumber: behance.net/ivvanski)

Kedua prinsip desain ini saling berkaitan satu sama lain dan memang tidak bisa dipisahkan. Dominasi adalah bagaimana cara kamu untuk menentukan prioritas elemen desain, teks, dan visual. Untuk membuatnya semakin menarik, coba gunakan jenis dan ukuran font yang berbeda satu sama lain. Dari sini juga bisa digunakan sebagai pembeda atau ciri khas kamu dari desainer lain. Kuncinya adalah tetap eksplorasi desainmu, sehingga kamu lebih peka mana informasi yang perlu ditonjolkan dan informasi sekunder belaka. Letakkan di posisi strategis dan menarik perhatian.  

 

3. Proporsi sebagai skala perbandingan

Mengatur dominasi elemen desain (sumber: behance.net/belu-design)

Proporsi desain digunakan sebagai skala untuk membandingkan elemen satu sama lain. Elemen yang besar akan memiliki dampak yang lebih kuat dibandingkan dengan elemen yang kecil. Dominasi, prioritas, dan proporsi bekerja sama untuk memastikan pengguna melihat informasi yang benar di dalam suatu karya desain. Jangan sampai informasi yang ingin disampaikan dalam desain layout malah tidak terbaca oleh audiens.    

4. Kontras sebagai pembeda tiap elemen

contrast

Contoh desain dengan warna kontras (sumber: behance.net/csizikbalazs)

Memainkan kontras di antara elemen desain dapat membuat sebagian lebih menonjol daripada yang lain. Diperlukan kecermatan dan kreativitas pemilihan warna dalam hal ini. Kalau kontrasnya tinggi, elemen-elemen di dalamnya akan terlihat beda satu sama lain deh. Dari sini akan tercipta juga keseimbangan, dominasi, prioritas, dan proporsi, sesuai dengan prinsip desain yang sudah kami sebutkan sebelumnya. Ternyata semuanya saling berhubungan satu sama lain yah.    

5. Rhythm atau ritme, pengulangan yang membentuk pola

Pengulangan menjadi pola (sumber: behance.net/NathanMotzko)

Ritme adalah prinsip yang membuat mata manusia bergerak dari satu elemen ke elemen lainnya. Sehingga tercipta aliran pandangan audiens saat melihat sebuah karya desain. Ritme ini juga berkaitan dengan penggunaan elemen desain yang terus berulang. Dari pengulangan tersebut pada akhirnya membentuk pola.    

6. Harmony and Unity

Harmony and unity

Contoh desain dengan prinsip harmony dan unity (sumber: behance.net/sandupublishing)

Keserasian bentuk, warna, dan elemen desain lainnya akan membentuk satu kesatuan alias harmony dan unity. Bila sudah menghasilkan harmoni dan persatuan, berarti desain buatanmu dapat dikatakan berhasil. Elemen-elemen di dalamnya bekerja dengan baik dan mampu menonjolkan setiap sisi terbaiknya. Ada banyak pengetahuan dasar desain grafis yang dapat diterapkan untuk mendesain sebuah karya. Tak hanya dari teori saja, tapi mempraktikkannya juga akan menambah pengalamanmu dalam mendesain. Terus berlatih, maka akan semakin mudah untuk menciptakan desain yang baik.

Polling

Yurista Andina

Yurista Andina atau yang kerap disapa dengan Yuri ini merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual. Dari hobi, kini menulis telah menjadi passion yang digeluti oleh perempuan penggemar musik K-Pop ini. Saat ini ia bekerja sebagai Content Writer di Kreativv ID. Saat tidak disibukkan dengan pekerjaan kantor, ia sering menghabiskan waktu untuk menulis cerita fiksi.

About author

Related posts
Seni Rupa & Desain

Pentingnya Visual Depiction Effect dalam Advertising

Seni Rupa & Desain

CorelDRAW vs Adobe Illustrator: Pilih yang Mana?

Seni Rupa & Desain

7 Cara Membuat Efek Retro di Photoshop

Seni Rupa & Desain

Ini Dia Channel YouTube Yang Wajib Kamu Tonton Sebelum Melakukan Room Makeover Ala KDrama!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *